FIKIH, Ibadah, Sholat

Shalat ketika Supermoon

Pertanyaan:
Assalamu’alaikum

Apakah ada amal ibadah khusus ketika terjadi fenomena supermoon? Apakah bisa dianalogikan dengan gerhana bulan?

Terima kasih.

Dari: Tri S

Jawaban:
Wa’alaikumussalam

Ada Shalat ketika Supermoon?

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasuulillah..

Sebagai seorang yang beriman, kita sangat percaya bahwa segala fenomena di alam ini terjadi karena kehendak Allah. Kondisi semacam ini akan lebih sempurna lagi ketika diiringi dengan perenungan terhadap ayat-ayat kauniyah Allah (ciptaan Allah). Kita hadirkan perasaan takut kepada Allah, kita hadirkan perasaan mengagungkan Allah, kita hadirkan keyakinan bahwa semua ini bukanlah sesuatu yang sia-sia. Dengan menghadirkan semua perasaan ini, kita akan semakin yakin akan kekuasaan Allah, sehingga menimbulkan semangat untuk takut dan semakin bertaqwa kepada Allah. Bahkan, bisa jadi itulah sejatinya yang menjadi tujuan mengapa Allah menciptakan fenomena alam yang kita anggap aneh.

Allah berfirman Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَمَا نُرْسِلُ بِالْآيَاتِ إِلَّا تَخْوِيفًا

Tidaklah kami mengirim tanda-tanda kekuasaan itu (berupa musibah dan sejenisnya), selain dalam rangka menakut-nakuti mereka.” (QS. Al-Isra’: 59)

Kita diingatkan dengan fenomena semacam ini agar kita tidak merasa aman dengan perbuatan yang kita lakukan. Allah mampu untuk melakukan yang hebat dari itu, Allah mampu menimpakan sesuatu yang lebih mengerikan, yang tidak pernah diperhitungkan oleh manusia;

قُلْ هُوَ الْقَادِرُ عَلَى أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عَذَاباً مِنْ فَوْقِكُمْ أَوْ مِنْ تَحْتِ أَرْجُلِكُمْ أَوْ يَلْبِسَكُمْ شِيَعاً وَيُذِيقَ بَعْضَكُمْ بَأْسَ بَعْضٍ انْظُرْ كَيْفَ نُصَرِّفُ الْآياتِ لَعَلَّهُمْ يَفْقَهُونَ * وَكَذَّبَ بِهِ قَوْمُكَ وَهُوَ الْحَقُّ قُلْ لَسْتُ عَلَيْكُمْ بِوَكِيلٍ * لِكُلِّ نَبَأٍ مُسْتَقَرٌّ وَسَوْفَ تَعْلَمُونَ

Katakanlah: “Dialah yang berkuasa untuk mengirimkan azab kepadamu, dari atas kamu atau dari bawah kakimu atau Dia mencampurkan kamu dalam golongan-golongan (yang saling bertentangan) dan merasakan kepada sebahagian kamu keganasan sebahagian yang lain. Perhatikanlah, betapa Kami mendatangkan tanda-tanda kebesaran Kami silih berganti agar mereka memahami(nya)”. Dan kaummu mendustakannya (azab) padahal azab itu benar adanya. Katakanlah: “Aku ini bukanlah orang yang diserahi mengurus urusanmu”.  Untuk setiap berita (yang dibawa oleh rasul-rasul) ada (waktu) terjadinya dan kelak kamu akan mengetahui.” (QS. Al-An’am: 65 – 67)

Karena itulah, ketika melihat sesutau yang mengerikan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meninggalkan kegiatannya, dan berdoa kepada Allah. Istri beliau, Aisyah menceritakan,

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، كَانَ إِذَا رَأَى نَاشِئًا فِي أُفُقِ السَّمَاءِ تَرَكَ الْعَمَلَ وَإِنْ كَانَ فِي صَلَاةٍ، ثُمَّ يَقُولُ: «اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا»

Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila melihat sesuatu yang menakutkan di langit, beliau tinggalkan kegiatannya, bahkan ketika sedang shalat sunah. Kemudian beliau berdoa:

«اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا»

Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari keburukannya.” (HR. Abu Daud dan dishahihkan Al-Albani)

Demikianlah potret hamba yang bertaqwa. Melihat sesuatu yang menakutkan, bukannya mengabadikan di kamera digital, bukannya jeprat-jepret, tanpa menghadirkan rasa takut kepada Allah.

Para sahabat juga menceritakan, bagaimana panutan kita, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika malam hari melihat langit, diceritakan sahabat ini:

ثُمَّ اسْتَيْقَظَ فَنَظَرَ فِي الْأُفُقِ، فَقَالَ: ” {رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا} [آل عمران: 191] حَتَّى بَلَغَ {إِنَّكَ لَا تُخْلِفُ الْمِيعَادَ} [آل عمران: 194]

Beliau bangun tidur kemudian melihat ke langit, lalu membaca firman Allah,

رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا

Ya Allah, Engkau tidak menciptakan hal ini sia-sia.” (QS. Alli Imran: 191) sampai akhir ayat ke 194.  (HR. An-Nasa’i dan sanadnya dishahihkan Al-Albani)

Apakah Disyariatkan Shalat Gerhana?

Hadis yang menyebutkan shalat gerhana, hanya menjelaskan bahwa shalat ini dilaksanakan ketika terjadi gerhana dan kita melihatnya. Karena shalat ini dikaitkan dengan sebab tertentu, yaitu terjadinya gerhana. Aisyah menceritakan bahwa ketika terjadi gerhana, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajak para sahabat untuk melaksanakan shalat gerhana, kemudian beliau berkhutbah yang salah satu penggalannya:

هما آيتان من آيات الله لا يَخْسِفان لموت أحدٍ ولا لحياته. فإِذا رأيتموها فافزعوا إِلى الصلاة

Dua benda ini (matahari dan bulan), adalah di antara tanda kekuasaan Allah. Keduanya tidak mengalami gerhana karena kematian seseorang atau kelahiran seseorang. Karena itu, apabila kalian melihatnya, segeralah melakukan shalat.” (HR. Bukhari – Muslim)

Yang dimaksud “melihatnya” adalah melihat peristiwa gerhana, dan bukan melihat matahari dan bulan.

Karena itu, peristiwa supermoon termasuk fenomena alam yang memberi pelajaran kepada kita untuk semakin bertaqwa kepada Allah dan mengagumi kehebatan Allah. Hanya saja, tidak ada amal khusus yang perlu dilakukan, selain amal hati (takut dan kagum) bagi yang melihatnya.
Allahu a’lam

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasi Syariah)
Artikel www.KonsultasiSyariah.com

🔍 Hukum Kopi Luwak, Larangan Pria Memakai Emas, Hukum Menghafal Alquran, Komisi Penjualan Tanah, Ayat Alquran Tentang Emosi, Sikap Suami Terhadap Istri

QRIS donasi Yufid

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.