Menceraikan Istri Karena Kondisi Miskin
Assalamualaikum,
Bila seorang suami merasa sudah tidak bisa lagi memenuhi kewajibannya terhadap isterinya terutama materi bolehkah si suami mentalaq isterinya tersebut dan sebelum mentalaq isterinya si suami menyuruh kepada isterinya untuk mencari calon suaminya yang baru yang dipastikan bisa memenuhi kebutuhan materinya atau bahkan suaminya tersebut mencarikan calon suami untuk isterinya tersebut , terima kasih.
Dari Abu N
Jawaban:
Wa ‘alaikumus salam
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,
Pertanyaan semacam ini pernah disampaikan kepada lembaga Fatwa Syabakah Islamiyah.
Jawaban yang diberikan tim fatwa,
فتطليقك زوجتك لأجل الفقر لا ننصحك بالمصير إليه، وخاصة إن كانت زوجتك راضية بالبقاء معك على هذا الحال، وعليك بالصبر عسى الله تعالى أن يأتي بالفرج، ويبدل حالك إلى غنى وما ذلك على الله بعزيز
Seorang suami menalak istrinya karena keadaannya yang miskin, tidak kami sarankan. Terlebih jika sang istri ridha untuk selalu bersama suami dengan kondisi keterbatasan ini. Dan Anda harus bersabar, semoga Allah memberikan jalan keluar, menggantikan keadaan Anda saat ini menjadi lebih mampu ekonomi, dan itu tidak sulit bagi Allah. (Fatawa Syabakah Islamiyah, no. 125262)
Sebenarnya kita bisa mengaca pada kehidupan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau adalah panutan orang miskin yang bersabar, berikut panutan orang kaya yang bersyukur. Namun para keluarga Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam merasakan bahwa mereka hidup dalam keterbatasan.
‘Aisyah radhiyallahu anha menceritakan,
ما شبع آل محمد صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ منذ قدم المدينة من طعام البر ثلاث ليال تباعاً حتى قبض
“Tidak pernah keluarga Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam kenyang makan roti dari gandum selama tiga hari berturut-turut semenjak beliau datang ke Madinah hingga beliau wafat”. (HR. Bukhari 5416 dan Muslim 2970)
Padahal istri beliau ada sembilan. Tanggungan beliau sangat banyak. Meskipun demikian, beliau tidak menceraikan para istrinya, hanya karena masalah ekonomi.
Terkadang ada wanita yang dia merasa lebih bahagia ketika dia bersama suami pertamanya. Meskipun dia hidup dalam keadaan serba kekurangan. Lebih dari itu, tidak ada jaminan baginya untuk bisa berbahagia ketika dia bersama lelaki yang lain. Karena kebahagiaan tidak hanya berdasarkan ukuran materi.
Semoga Allah membuka keberkahan bagi keluarga Anda dan kaum muslimin.
Allahu a’lam
Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)
Anda bisa membaca artikel ini melalui aplikasi Tanya Ustadz untuk Android.
Download Sekarang !!
KonsultasiSyariah.com didukung oleh Zahir Accounting Software Akuntansi Terbaik di Indonesia.
Dukung Yufid dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR.
- SPONSOR hubungi: 081 326 333 328
- DONASI hubungi: 087 882 888 727
- Donasi dapat disalurkan ke rekening:
BANK SYARIAH INDONESIA
7086882242
a.n. YAYASAN YUFID NETWORK (Kode BSI: 451)
🔍 Qailullah, Wali Nikah Anak Hasil Zina, Khitan Bagi Wanita, Cara Shalat Witir Setelah Tahajud, Cara Menghilangkan Ilmu Hitam Pada Seseorang, Makna Telinga Kiri Berdenging Menurut Waktu