Qurban

Qurban untuk Ortu yang Pikun

Hukum Qurban untuk Orang Tua yang Pikun

Ibu sy sdh pikun, msh punya tabungan dan cukup u qurban. Sah nggak kalo sy anaknya ngeluarin uang dr ibu u qurban a.n beliau?

Jawab:

Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,

Ulama berbeda pendapat, apakah sohibul qurban disyaratkan harus dalam kondisi baligh dan berakal, ataukah tidak?

Disebutkan dalam Ensiklopedi Fiqh,

الشرطان الرابع والخامس: البلوغ والعقل، وهذان الشرطان اشترطهما محمد وزفر، ولم يشترطهما أبو حنيفة وأبو يوسف، فعندهما تجب التضحية في مال الصبي والمجنون إذا كانا موسرين

Syarat qurban keempat dan kelima, baligh dan berakal. Dua syarat ini merupakan pendapat Muhammad bin Hasan dan Zufar. Sementara Abu Hanifah dan Abu Yusuf tidak mensyaratkan harus baligh dan berakal. Menurut mereka (Abu Hanifah dan Abu Yusuf), wajib qurban untuk harta anak kecil dan orang gila, jika keduanya memiliki kelonggaran.

Juga dinyatakan,

وقال المالكية: لا يشترط في سنية التضحية البلوغ ولا العقل، فيسن للولي التضحية عن الصغير والمجنون من مالهما، ولو كانا يتيمين

Menurut Malikiyah, tidak disyaratkan baligh dan berakal untuk amalan qurban. Karena itu, dianjurkan bagi wali untuk berqurban atas nama anak kecil dan orang gila, dari harta mereka (anak kecil & orang gila), meskipun mereka yatim. (al-Mausu’ah al-Fiqhiyah, 5/80)

Sementara Syafiiyah memiliki pendapat yang berbeda,

وقال الشافعية: لا يجوز للولي أن يضحي عن محجوريه من أموالهم، وإنما يجوز أن يضحي عنهم من ماله إن كان أبا أو جدا، وكأنه ملكها لهم وذبحها عنهم، فيقع له ثواب التبرع لهم، ويقع لهم ثواب التضحية

Syafi’iyah mengatakan, tidak boleh bagi wali untuk berqurban atas nama orang yang kurang normal dari harta mereka. Namun boleh berqurban atas nama mereka dari uang pribadi si wali, jika bapaknya atau kakeknya. Ini seperti si wali memberikan seekor hewan qurban kepada ayah atau kakek, lalu disembelih atas nama mereka. sehingga pahala wali adalah pahala sedekah, sementara pahala ayah dan kakeknya adalah pahala qurban. (al-Mausu’ah al-Fiqhiyah, 5/80).

Dan pendapat yang kuat, pemilik ibadah qurban tidak harus baligh atau berakal. Karena qurban adalah ibadah maliyah (ibadah harta), sehingga pelaku tidak disyaratkan harus baligh dan berakal, sebagaimana zakat.

Karena itu, selama ibu anda mampu berqurban karena dia punya tabungan, silahkan tabungannya digunakan untuk berqurban.

Allahu a’lam.

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)

Anda bisa membaca artikel ini melalui aplikasi Tanya Ustadz untuk Android.
Download Sekarang !!

KonsultasiSyariah.com didukung oleh Zahir Accounting Software Akuntansi Terbaik di Indonesia.

Dukung Yufid dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR.

  • SPONSOR hubungi: 081 326 333 328
  • DONASI hubungi: 087 882 888 727
  • REKENING DONASI : BNI SYARIAH 0381346658 / BANK SYARIAH MANDIRI 7086882242 a.n. YAYASAN YUFID NETWORK

🔍 Suudzan, Khodam Dan Qorin Dalam Islam, Materi Kultum Ramadhan Singkat, Kriteria Mati Syahid, Apa Yang Dimaksud Air Mani, Allah Maha Keren

QRIS donasi Yufid