Semua Pelaku Maksiat itu Orang Bodoh
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, wa ba’du,
Kebodohan paling parah yang dialami hamba adalah kebodohan terkait keagungan dan kemuliaan Allah. Karena sebab inilah, seorang hamba meremehkan hak Allah dan mudah melanggar aturan Allah.
Allah mengomentari orang kafir, yang mengingkari kebenaran wahyu – Allah sebut mereka dengan orang yang paling tidak memahami keagungan Allah.
Allah berfirman,
وَمَا قَدَرُوا اللَّهَ حَقَّ قَدْرِهِ إِذْ قَالُوا مَا أَنْزَلَ اللَّهُ عَلَى بَشَرٍ مِنْ شَيْءٍ
“Mereka tidak memberikan pengagungan kepada Allah dengan pengagungan yang semestinya, di kala mereka berkata: “Allah tidak menurunkan sesuatupun kepada manusia…” (QS. al-An’am: 91)
Semakin besar tingkat kemaksiatan seseorang, berarti dia semakin bodoh terhadap hak Allah. Kaerena itu, Allah menyebut tindakan maksiat sebagai tindakan kebodohan.
Allah berfirman,
إِنَّمَا التَّوْبَةُ عَلَى اللَّهِ لِلَّذِينَ يَعْمَلُونَ السُّوءَ بِجَهَالَةٍ
“Sesungguhnya taubat di sisi Allah hanyalah taubat bagi orang-orang yang mengerjakan kejahatan lantaran kebodohan..” (QS. an-Nisa: 17)
Dalam tafsir at-Thabari, beliau membawakan riwayat dari beberapa ulama Tabi’in, diantaranya,
[1] Dari Abul Aliyah,
عن أبي العالية: أنه كان يحدِّث: أن أصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم كانوا يقولون: كل ذنب أصابه عبد فهو بجهالة
Dari Abul Aliyah, beliau pernah menyampaikan bahwa para sahabat Rasulullah ﷺ mengatakan, ‘Semua dosa yang dilakukan hamba, itu disebabkan karena kebodohan.’.
[2] Riwayat dari Qatadah bin Di’amah,
عن قتادة قال: اجتمع أصحابُ رسول الله صلى الله عليه وسلم فرأوا أن كل شيء عُصيِ به فهو”جهالة”، عمدًا كان أو غيره
Dari Qatadah, beliau mengatakan, ‘Para sahabat Rasulullah ﷺ berkumpul, lalu mereka sepakat bahwa semua tindakan maksiat adalah kebodohan, baik dilakukan sengaja atau tidak sengaja.’
[3] Riwayat dari Mujahid bin Jabr,
عن مجاهد في قوله:”للذين يعملون السوء بجهالة”، قال: كل من عصى ربه فهو جاهل حتى ينزع عن معصيته
Dari Mujahid, bahwa firman Allah tentang orang yang berbuat maksiat dengan kebodohan, beliau mengatakan,
‘Semua yang bermaksiat kepada Rabnya, maka dia bodoh, sampai dia tinggalnya maksiatnya.’
(Tafsir at-Thabari, 8/89)
Demikianlah pemahaman para sahabat – ridhwanullah ‘alaihim – terhadap al-Quran dan kondisi manusia, hingga mereka berkesimpulan, selama hamba bermaksiat, hakekatnya dia sedang bertindak bodoh.
Syaikhul Islam mengatakan,
والمقصود هنا أن كل عاص لله فهو جاهل ، وكل خائف منه فهو عالم مطيع لله ؛ وإنما يكون جاهلا لنقص خوفه من الله إذ لو تم خوفه من الله لم يعص . ومنه قول ابن مسعود رضي الله عنه: كفى بخشية الله علما وكفى بالاغترار بالله جهلا
Kesimpulannya, bahwa setiap orang yang bermaksiat kepada Allah, maka dia bodoh. Dan semua orang yang takut kepada Allah, maka dia alim (berilmu), taat kepada Allah. Dia menjadi orang bodoh, karena kurangnya rasa takutnya kepada Allah. Karena, jika rasa takutnya kepada Allah sempurna, dia tidak akan bermaksiat. Dari sini, kita memahami perkataan Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, “Cukuplah rasa takut kepada Allah menjadi ilmu, dan cukuplah perasaan tertipu dengan rahmat Allah sebagai kebodohan.” (Majmu’ al-Fatawa, 7/23).
Karena itulah, para ulama disebut sebagai orang yang paling takut kepada Allah, karena rasa takutnya yang besar kepada-Nya,
إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara para hamba hanyalah para ulama.” (QS. Fathir: 28).
Ya Rab, anugerahkanlah untuk kami ilmu, yang membuat kami semakin takut kepada-Mu…
Amiin…
Demikian, Allahu a’lam.
Ditulis oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)
Anda bisa membaca artikel ini melalui aplikasi Tanya Ustadz untuk Android.
Download Sekarang !!
Dukung Yufid dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR.
- REKENING DONASI : BNI SYARIAH 0381346658 / BANK SYARIAH MANDIRI 7086882242 a.n. YAYASAN YUFID NETWORK
- KONFIRMASI DONASI hubungi: 087-738-394-989
🔍 Posisi Sujud Yang Benar, Hukum Menolak Perjodohan Menurut Islam, Cara Menahan Marah, Kakek Sarung, Baca Al Quran Dan Terjemahannya, Amalan Sunnah Di Bulan Muharram