Pertanyaan:
Apa perbedaan antara qadha dan qadar?
Jawaban:
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, ash shalatu was salamu ‘ala asyrafil anbiya wal mursali, wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in, amma ba’du.
Qadar secara bahasa artinya kadar yang tepat. Sedangkan taqdir adalah penentuan kadar yang tepat. Syaikh Ibrahim Ar-Ruhaili menjelaskan:
القدرفي اللغة : القضاء الموفق … وإذا وافق الشيء الشيءَ فهو قدر له و جاء على قدره. ذكره الخليل و نقله الزهري عن الليث
“Qadar artinya ketetapan yang tepat. Dan jika sesuatu itu bertemu dengan sesuatu yang lain, maka disebut sebagai qadar-nya. Atau ia mendatangi takdirnya. Ini pendapat Al-Khalil, dan dinukil oleh Az-Zuhri dari Al-Laits” (Al-Mu’tabar fi Aqidah Ahlissunnah wa Mukhalifihim fi Qadar, hal. 13).
Secara istilah, qadar adalah takdir Allah ketika terjadinya. Syaikh Ibrahim Ar-Ruhaili mengatakan:
القدر هو ما قدّره الله في الأزل أن يكون، بناء على علمه السابق بالأشياء قبل كونه
“Al-qadar adalah apa yang telah Allah tetap di waktu azali untuk terjadi pada makhluk-Nya, berdasarkan ilmu yang Allah miliki sebelum diciptakannya segala sesuatu” (Al-Mu’tabar fi Aqidah Ahlissunnah wa Mukhalifihim fi Qadar, hal. 13).
Adapun Qadha’, secara bahasa artinya ketetapan yang pasti. Al-Azhari berkata:
و (قضاء) في اللغة على ضروب، كله ترجع إلى معنى انقطاع الشيء و تمامه … و كل ما أحكم فقد قضي
“Qadha’ dalam bahasa Arab ada beberapa makna, namun semuanya kembali pada selesainya sesuatu dan sempurnanya. Semuanya telah ditetapkan maka disebut qudhiya (telah selesai)” (Al-Mu’tabar fi Aqidah Ahlissunnah wa Mukhalifihim fi Qadar, hal. 13)
Ar-Raghib Al-Asfahani mengatakan:
القضاء فصل الأمر قولا و فعلا
“Al-Qadha’ artinya ditetapkannya sesuatu, baik berupa perkataan maupun perbuatan” (Al-Mu’tabar fi Aqidah Ahlissunnah wa Mukhalifihim fi Qadar, hal. 14).
Sebagaimana digunakan dalam firman Allah ta’ala:
وَقَضَىٰ رَبُّكَ أَلَّا تَعْبُدُوٓا۟ إِلَّآ إِيَّاهُ وَبِٱلْوَٰلِدَيْنِ إِحْسَٰنًا
“Dan Rabb-mu telah menetapkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya” (QS. Al-Isra: 23)
Demikian juga firman Allah ta’ala:
وَقَضَيْنَآ اِلٰى بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ فِى الْكِتٰبِ لَتُفْسِدُنَّ فِى الْاَرْضِ مَرَّتَيْنِ وَلَتَعْلُنَّ عُلُوًّا كَبِيْرًا
“Dan Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu, “Kamu pasti akan berbuat kerusakan di bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar.” (QS. Al-Isra: 4).
Secara syar’i, Qadha’ adalah apa yang Allah tetapkan kepada makhluk-Nya berupa penciptaan, peniadaan, atau perubahan. Syaikh Ibrahim Ar-Ruhaili mengatakan:
والقضاء في الشرع هو ما قضى به الله في خلقه من إيجاد أو إعدام أو تغيي
“Adapun qadha’ dalam istilah syariat adalah apa yang Allah tetapkan kepada makhluk-Nya berupa penciptaan, peniadaan atau perubahan” (Al-Mu’tabar fi Aqidah Ahlissunnah wa Mukhalifihim fi Qadar, hal. 15).
Perbedaan Qadha’ dan Qadar
Qadha’ dan Qadar adalah dua istilah yang saling berkelaziman, maknanya saling mencakup makna yang lain.
Ibnu Atsir mengatakan:
والقضاء و القدر متلازمة لا ينفك أحدهما عن الأخر، لأنهما بمنزلة الأساس وهو القدر، والأر بمنزله البناء وهو القضاء
“Qadha’ dan qadar saling berkelaziman. Yang satu tidak bisa lepas dari yang lain. Karena yang satu sebagai asas, yaitu Qadar. Dan yang lainnya seperti bangunnya, yaitu qadha” (An-Nihayah, hal. 759).
Oleh karena itu, para ulama juga berbeda pendapat tentang mana yang ada lebih dahulu apakah qadha ataukah qadar.
Syaikh Ibrahim Ar-Ruhaili mengatakan:
والذي عليه المحققون من أهل العلم أن القدر سابق للقضاء
“Pendapat yang dikuatkan oleh para ulama peneliti adalah bahwa qadar lebih dulu daripada qadha” (Al-Mu’tabar fi Aqidah Ahlissunnah wa Mukhalifihim fi Qadar, hal. 15).
Ar-Raghib Al-Asfahani mengatakan:
القضاء من الله أخص من القدر، لأنه الفصل بين التقدير، فالقدر هو التقدير، والقضاء هو الفصل والقطع
Qadha dari Allah lebih spesifik dari qadar. Karena qadha adalah penetapan dari qadar. Kesimpulannya, qadar itu pengetahuan tentang kadar. Qadha itu penetapannya” (Al-Mufradat, hal. 675).
Namun penjelasan bagus juga disampaikan oleh Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin:
“Qadha dan Qadar itu berbeda maknanya jika bersamaan, namun sama maknanya jika berpisah. Sebagaimana kaidah yang disebutkan para ulama: qadha dan qadar adalah dua kata yang sama jika berpisah namun berbeda jika bersama.
Jika disebut Qadar Allah ini sudah mencakup qadha’. Namun jika disebutkan bersama, maka setiap mereka puncak makna tersendiri. Qadar adalah apa yang telah Allah tetapkan di waktu azali untuk terjadi pada makhluk-Nya. Sedangkan qadha adalah apa yang Allah tetapkan kepada makhluk-Nya berupa penciptaan, peniadaan, atau perubahan” (Syarah Al-Aqidah Al-Wasitiyah, 2/187-188).
Semoga bisa dipahami, semoga Allah ta’ala memberi taufik.
Walhamdulillahi rabbil ‘alamin, wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin, wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in.
***
Dijawab oleh Ustadz Yulian Purnama, S.Kom.
Dukung Yufid dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR.
REKENING DONASI:
BANK SYARIAH INDONESIA
7086882242
a.n. YAYASAN YUFID NETWORK (Kode BSI: 451)
🔍 Tulisan Lailahaillallah, Hukum Menjual Tanah Wakaf, Hukum Puasa Sunnah Di Hari Jumat, Menyembelih Hewan Sesuai Aturan Islam, Jodoh Pasti Bertemu Menurut Islam, Alat Zikir