Pertanyaan:
Saya melihat di negeri-negeri Arab yang awalnya tandus sudah mulai menghijau di sebagian tempat. Banyak pohon-pohon dan tumbuhan yang menghijaukan gurun dan pegunungan. Apakah ini salah satu tanda kiamat yang disebutkan di dalam hadits?
Jawaban:
Alhamdulillah, ash-shalatu wassalamu ‘ala Rasulillah, wa ‘ala alihi wa manwalah, amma ba’du,
Dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
لا تَقُومُ السَّاعَةُ حتَّى يَكْثُرَ المالُ ويَفِيضَ، حتَّى يَخْرُجَ الرَّجُلُ بزَكاةِ مالِهِ فلا يَجِدُ أحَدًا يَقْبَلُها منه، وحتَّى تَعُودَ أرْضُ العَرَبِ مُرُوجًا وأَنْهارًا
“Tidak akan terjadi kiamat sampai harta (di tangan manusia) menjadi sangat banyak dan melimpah. Dan sampai banyak orang yang ingin membayar zakat namun tidak mendapati orang yang mau menerimanya. Dan sampai negeri-negeri Arab kembali menjadi kebun-kebun dan sungai-sungai” (HR. Muslim no. 157).
Dalam riwayat lain:
لا تقومُ السَّاعةُ حتَّى يكثُرَ الهَرجُ وحتَّى تعودَ أرضُ العرَبِ مُروجًا وأنهارًا
“Tidak akan terjadi kiamat sampai banyak terjadi perang dan sampai negeri-negeri Arab kembali menjadi kebun-kebun dan sungai-sungai” (HR. Ibnu Hibban no. 6700, dishahihkan Syu’aib Al-Arnauth dalam Takhrij Shahih Ibnu Hibban).
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah di tahun 1413 H pernah menjelaskan bahwa menghijaunya Jazirah Arab merupakan salah satu tanda kiamat yang telah terjadi. Beliau rahimahullah mengatakan,
المروج هي البساتين والمزارع والأنهار معروفة المياه التي تجري على سطح الأرض وإذا نظرنا إلى واقعنا اليوم وجدنا أن الشطر الثاني من الحديث قد وجد وهو أن جزيرة العرب تلك الجزيرة القاحلة صارت الآن مروجاً وأنهاراً كيف صارت أنهارا؟ بما ينبع فيها من المياه والآبار الإرتوازية وغيرها وأما كونها مروجاً فهذا ظاهر وأما الأموال فلا شك أنها كثيرة بأيدي الناس لكن لم تصل إلى حد أن الرجل يخرج بزكاته لا يجد من يقبضها فهذا لم يكن حتى الآن ولكنه سيكون فهو من أشراط الساعة إذا وجد فالساعة قريبة
“Al-muruj maksudnya kebun-kebun dan tumbuh-tumbuhan. Al-anhar sudah kita ketahui, maknanya adalah air yang mengalir di permukaan tanah. Jika kita melihat realita zaman sekarang ini, kita telah dapati bahwa bagian kedua dari hadits ini sudah terjadi. Bahwa Jazirah Arab yang kering sekarang telah menjadi kebun-kebun dan sungai-sungai.
Lalu apa yang dimaksud dengan banyak sungai-sungai? Yaitu banyak mengalir aliran air dan sumur-sumur artesis dan semisalnya. Adapun banyaknya kebun, ini sudah jelas.
Sedangkan melimpahnya harta, tidak ragu lagi ini sudah terjadi pada sebagian orang. Namun belum sampai pada level adanya orang-orang yang berzakat namun tidak ada orang yang mau menerimanya. Ini belum terjadi di zaman sekarang. Namun pasti akan terjadi, karena ia salah satu tanda hari kiamat. Jika kita telah dapati ini, maka kiamat sudah dekat” (Fatawa Al-Haram Al-Makki, no. 2B, tahun 1413 H)
Di tahun-tahun ini, kita dapati lebih banyak lagi daerah gurun dan pegunungan di negeri Arab yang telah menghijau bahkan lebih lebat dan lebih hijau lagi dari sebelumnya.
Namun tentunya apa yang terjadi di tahun-tahun ini belum sepenuhnya seperti yang digambarkan dalam hadits. Karena disebutkan dalam hadits lain bahwa Jazirah Arab akan penuh dengan kebun-kebun dan banyak sekali sungai-sungai. Dalam hadits Mu’adz bin Jabal radhiyallahu’anhu, Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّكُمْ سَتَأْتُونَ غَدًا إِنْ شَاءَ اللهُ عَيْنَ تَبُوكَ … يُوشِكُ يَا مُعَاذُ إِنْ طَالَتْ بِكَ حَيَاةٌ أَنْ تَرَى مَا هَاهُنَا قَدْ مُلِئَ جِنَانًا
“Sesungguhnya kalian besok insyaAllah akan mendatangi mata air di Tabuk… dan sungguh wahai Mu’adz, andaikan umurmu panjang, engkau akan melihat di sini (Tabuk) akan dipenuhi dengan kebun-kebun” (HR. Muslim no.706).
Dan realita pada saat ini, Jazirah Arab masih didominasi oleh gurun-gurun yang tandus daripada kebun-kebun dan sungai-sungai. Sehingga walaupun sudah terjadi, tanda kiamat berupa kembalinya negeri Arab menjadi kebun-kebun, belum terjadi secara sempurna.
Namun tentunya tidak layak kita mengatakan bahwa kiamat masih jauh. Bahkan kiamat itu sudah dekat. Sebagaimana Allah ta’ala berfirman:
اِقْتَرَبَتِ السَّاعَةُ وَانْشَقَّ الْقَمَرُ
“Kiamat sudah dekat, dan bulan telah terbelah” (QS. Al-Qamar: 1).
Maka hendaknya kita meyakini bahwa Kiamat itu dekat, terlepas dari fenomena di atas sudah benar-benar terjadi atau belum. Dengan meyakini bahwa Kiamat sudah dekat, kita akan lebih bersegera untuk beramal shalih, lebih takut untuk melakukan maksiat dan lebih bersemangat untuk mempersiapkan bekal untuk akhirat. Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
يا رسولَ اللَّهِ أيُّ المؤمنينَ أفضلُ ؟ قالَ : أَحسنُهُم خُلقًا ، قالَ : فأيُّ المؤمنينَ أَكْيَسُ ؟ قالَ : أَكْثرُهُم للمَوتِ ذِكْرًا ، وأحسنُهُم لما بعدَهُ استِعدادًا ، أولئِكَ الأَكْياسُ
“Wahai Rasulullah, orang mukmin mana yang paling utama? Nabi menjawab: Yang paling baik akhlaknya. Orang Anshar bertanya lagi: Lalu orang mukmin mana yang paling cerdas? Nabi menjawab: Yang paling banyak mengingat mati, dan yang paling baik dalam menyiapkan bekal untuk akhiratnya, itulah orang-orang yang cerdas” (HR. Ibnu Majah no. 3454, dihasankan Al-Albani dalam Shahih Ibni Majah).
Wallahu a’lam, semoga Allah ta’ala memberi taufik.
Wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam.
***
Dijawab oleh Ustadz Yulian Purnama, S.Kom.
Dukung Yufid dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR.
REKENING DONASI:
BANK SYARIAH INDONESIA
7086882242
a.n. YAYASAN YUFID NETWORK (Kode BSI: 451)
🔍 Aliran Syiah, Puasa Syawal Harus Berurutan Atau Tidak, Cara Pindahan Rumah Menurut Islam, Sholat Sunah Masuk Masjid, Al Quran Kecil Harga, Doa Maryam Untuk Ibu Hamil