Pertanyaan:
Di masjid kampung saya, setiap bulan Ramadhan biasanya setelah shalat isya, kemudian shalat ba’diyah, kemudian kultum tarawih. Setelah itu masing-masing jama’ah melakukan shalat yang disebut shalat iftitah dua raka’at. Setelah itu baru kami melaksanakan shalat tarawih berjama’ah. Nah, yang ingin saya tanyakan apa hukum shalat iftitah tersebut?
Jawaban:
Alhamdulillah, ash-shalatu wassalamu ‘ala Rasulillah, wa ‘ala alihi wa man walah, amma ba’du,
Memang disyariatkan untuk mengerjakan shalat dua rakaat yang ringan sebelum melakukan shalat malam. Ini berdasarkan hadits dari ‘Aisyah radhiyallahu‘anha, beliau mengatakan:
كَانَ رَسُول الله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذا قَامَ من اللَّيْل ليُصَلِّي افْتتح صلَاته بِرَكْعَتَيْنِ خفيفتين
“Rasulullah shallallahu‘alaihi wasallam ketika shalat malam, beliau memulainya dengan shalat dua rakaat yang ringan” (HR. Muslim no.767).
Demikian juga hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu‘anhu, Rasulullah shallallahu‘alaihi wasallam bersabda,
إِذا قَامَ أحدكُم من اللَّيْل فليفتتح صلَاته بِرَكْعَتَيْنِ خفيفتين
“Jika kalian bangun shalat malam, mulailah dengan shalat dua rakaat yang ringan” (HR. Muslim no.768)
Namun shalat dua raka’at tersebut disyariatkan jika mengerjakan shalat malam yang didahului tidur terlebih dahulu. Sehingga ini tidak berlaku dalam shalat tarawih. Demikian juga tidak ternukil dari para salaf bahwa mereka memulai shalat tarawih di bulan Ramadhan dengan shalat dua raka’at yang ringan. Sehingga praktek yang disebutkan dalam pertanyaan adalah praktek yang keliru.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah menjelaskan :
افتتاح القيام الذي هو التراويح بركعتين خفيفتين غير صحيح؛ لأن افتتاح قيام الليل بركعتين خفيفتين إنما يكون لمن نام، ووجه ذلك أن الإنسان إذا نام عقد الشيطان على قافيته ثلاث عقد، فإذا قام وذكر الله انحلت عقدة، فإذا تطهر انحلت العقدة الثانية، فإذا صلى انحلت العقدة الثالثة، ولهذا صار الأفضل لمن قام الليل بعد النوم، أن يفتتح قيام الليل بركعتين خفيفتين، ثبتت بذلك السنة من قول النبي صلى الله عليه وآله وسلم، وفعله. أما التراويح فإنها تفعل قبل النوم فلا تفتتح بركعتين خفيفتين
“Membuka shalat tarawih dengan dua rakaat yang ringan, ini tidak benar. Karena membuka shalat malam dengan dua rakaat yang ringan ini maksudnya bagi orang yang tidur terlebih dahulu. Alasannya karena orang yang tidur maka setan mengikat tengkuk kepalanya dengan tiga ikatan. Ketika ia bangun lalu ia berdzikir kepada Allah, lepas satu ikatan. Jika ia berwudhu, lepas ikatan kedua. Jika ia shalat, lepas ikatan ketiga. Oleh karena itu yang utama bagi orang yang shalat malam setelah tidur, hendaknya ia membuka shalatnya dengan dua rakaat ringan. Hal ini terdapat haditsnya dari perkataan Nabi shallallahu‘alaihi wasallam dan perbuatan beliau. Adapun untuk shalat tarawih, ia dikerjakan sebelum tidur, maka tidak perlu dibuka dengan shalat dua rakaat yang ringan”. (Fatawa Liqa Asy-Syahri, rekaman no. 8).
Hadits yang beliau maksudkan adalah hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, bahwa Rasulullah shallallahu‘alaihi wasallam bersabda:
يَعقِدُ الشَّيطانُ عَلى قافيَةِ رأسِ أَحدِكُم إذا هوَ نام ثَلاثَ عُقدٍ، يَضرِبُ كلَّ عُقدةٍ مَكانَها: عليكَ ليلٌ طويلٌ فارقُدْ، فإنِ استَيقظَ فذَكَر اللهَ انحلَّت عُقدةٌ، فإن تَوضَّأ انحلَّت عُقدةٌ، فإن صلَّى انحلَّت عُقدُه كلُّها، فأَصبحَ نَشيطًا طيِّبَ النَّفسِ، وإلَّا أَصبحَ خَبيثَ النَّفسِ كَسلانَ
“Setan mengikat tengkuk kepala seseorang di antara kalian ketika sedang tidur dengan tiga ikatan. Pada setiap ikatannya ia mengatakan: “malammu masih panjang, teruslah tidur”. Maka jika orang tersebut bangun, kemudian ia berdzikir kepada Allah, terbukalah satu ikatan. Kemudian jika ia berwudhu terbukalah satu ikatan lagi. Kemudian jika ia shalat maka terbukalah seluruh ikatan. Sehingga ia pun bangun dalam keadaan bersemangat dan baik jiwanya. Namun jika tidak melakukan demikian, maka ia biasanya akan bangun dalam keadaan buruk jiwanya dan malas” (HR. Bukhari no. 1142, Muslim no. 776).
Kesimpulannya, memulai shalat tarawih dengan shalat dua raka’at ringan yang dikhususkan ini kurang tepat sehingga tidak perlu dilakukan.
Wallahu a’lam, semoga Allah ta’ala memberi taufik.
Walhamdulillahi rabbil ‘alamin, wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in.
Dijawab oleh Ustadz Yulian Purnama, S.Kom.
***
URUNAN MEMBUAT VIDEO DAKWAH YUFID.TV
Yufid.TV membuka kesempatan untukmu, berupa amal jariyah menyebarkan ilmu yang bermanfaat. Kami namakan “Gerakan Urunan Membuat Video Yufid.TV”. Anda dapat menyumbang dalam jumlah berapa pun untuk membuat video Yufid.TV, Yufid Kids, dan Yufid EDU. Anda boleh sumbangan Rp 5.000,- atau kurang itu. Semoga ini menjadi tabungan amal jariyahmu, menjadi peninggalan yang pahalanya tetap mengalir kepadamu di dunia dan ketika kamu sudah di alam kubur.
Anda dapat kirimkan sumbangan urunanmu ke:
BANK SYARIAH INDONESIA
7086882242
a.n. YAYASAN YUFID NETWORK
Kode BSI: 451 (tidak perlu konfirmasi, karena rekening di atas khusus untuk donasi)
PayPal: [email protected]
Mari kita renungkan Surat Yasin Ayat ke-12 ini:
إِنَّا نَحْنُ نُحْىِ ٱلْمَوْتَىٰ وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا۟ وَءَاثَٰرَهُمْ ۚ وَكُلَّ شَىْءٍ أَحْصَيْنَٰهُ فِىٓ إِمَامٍ مُّبِينٍ
Artinya:
“Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan KAMI MENULISKAN APA YANG TELAH MEREKA KERJAKAN DAN BEKAS-BEKAS YANG MEREKA TINGGALKAN. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Yasin: 12)
Apa bekas-bekas kebaikan yang akan kita tinggalkan sehingga itu akan dicatat sebagai kebaikan oleh Allah?
🔍 Telinga Berdengung Menurut Islam, Macam Macam Hawa Nafsu, Kijing Kuburan, Belajar Menahan Emosi, Bunyi Sangkakala, Ucapan Selamat Melahirkan Dalam Islam