Mari bersama untuk kehidupan kita kelak di akhirat.   BSI: 7086882242
a.n. Yayasan Yufid Network  

Seluruh dana untuk operasional produksi konten dakwah di Yufid: Yufid.TV, YufidEDU, Yufid Kids, website dakwah (KonsultasiSyariah.com, Yufid.com, KisahMuslim.com, Kajian.Net, KhotbahJumat.com, dll).

Yufid menerima zakat mal untuk operasional dakwah Yufid

Haji

Bolehkah Berangkat Umrah tetapi ke Madinah Terlebih Dahulu?

Pertanyaan:

Bolehkah seseorang yang pergi ke tanah suci untuk melakukan ibadah umrah, ia mendarat di kota Jeddah dalam keadaan belum berihram karena bermaksud untuk menuju ke kota Madinah terlebih dahulu? Setelah beberapa hari di kota Madinah, barulah ia berihram di Dzul Hulaifah untuk umrah dan kemudian melakukan perjalanan ke Mekkah.

Jawaban:

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, ash-shalatu wassalamu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in, amma ba’du.

Para ulama menjelaskan bahwa praktik demikian diperbolehkan, karena ia ketika memasuki Jeddah belum berniat untuk umrah. Namun berniat untuk menuju ke kota Madinah. Maka tidak diharuskan untuk berihram sebelum mendarat di Jeddah. 

Para ulama dalam Al-Lajnah Ad-Daimah lil Buhuts wal Ifta’ ditanya:

حاج ينوي الحج ولكنه له غرض في مكة ثم إلى المدينة ، وتجاوز الميقات ولم يحرم ، ودخل مكة ثم سافر إلى المدينة وأحرم من ميقات المدينة حاجاً . فما حكم تصرفه هذا ؟

“Seseorang berniat haji namun ia berencana untuk menuju ke Mekkah terlebih dahulu, kemudian ke Madinah. Dan ketika memasuki Mekkah, ia tidak berihram. Ia memasuki kota Mekkah kemudian melanjutkan perjalanan ke kota Madinah. Lalu ia berihram untuk haji di miqat Madinah (Dzul Hulaifah). Apakah perbuatan seperti ini dibolehkan?”.

Mereka menjawab:

مادام أن الحاج خرج إلى ميقات أهل المدينة ، وأتى محرماً فلا شيء عليه في دخوله بدون إحرام ، وكان الأولى له أن يدخل من ميقاته الأول محرماً ” انتهى .

“Selama orang tersebut keluar menuju miqat Madinah, kemudian ia berihram dari miqat Madinah, maka tidak mengapa baginya melewati miqat dalam keadaan belum berihram. Walaupun yang lebih utama adalah berihram ketika melewati miqat yang pertama” (Fatawa Al-Lajnah, 11/155).

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah juga pernah ditanya:

رجل جاء من جدة ، ولم يحرم ، أولاً ذهب إلى المدينة المنورة لزيارة المسجد النبوي ، ثم أحرم من ميقات أهل المدينة ، هل هذا صحيح ؟

“Ada seseorang yang datang ke kota Jeddah namun ia belum berihram. Karena pertama kali ia akan menuju ke kota Madinah Al-Munawwarah untuk mengunjungi Masjid An-Nabawi. Setelah itu barulah ia berihram di miqat penduduk Madinah. Apakah umrah atau hajinya sah?”.

Beliau menjawab:

لا بأس ، يعني: لو أن الإنسان جاء من بلده قاصداً المدينة أولاً ، ونزل في جدة ثم سافر من جدة إلى المدينة ثم رجع من المدينة محرماً من ميقات أهل المدينة ، فلا بأس

“Ini tidak mengapa. Maksudnya, jika seseorang datang dari negerinya berniat untuk mengunjungi kota Madinah terlebih dahulu, lalu ia mendarat di kota Jeddah dan bersafar ke kota Madinah, kemudian setelah itu ia berihram dari Madinah di miqat-nya penduduk Madinah, ini tidak mengapa” (Liqa’ Babil Maftuh, no. 121).

Wallahu a’lam, semoga Allah ta’ala memberi taufik.

Walhamdulillahi rabbil ‘alamin, wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi washahbihi ajma’in.

Dijawab oleh Ustadz Yulian Purnama, S.Kom. 

***

URUNAN MEMBUAT VIDEO DAKWAH YUFID.TV

Yufid.TV membuka kesempatan untukmu, berupa amal jariyah menyebarkan ilmu yang bermanfaat. Kami namakan “Gerakan Urunan Membuat Video Yufid.TV”. Anda dapat menyumbang dalam jumlah berapa pun untuk membuat video Yufid.TV, Yufid Kids, dan Yufid EDU. Anda boleh sumbangan Rp 5.000,- atau kurang itu. Semoga ini menjadi tabungan amal jariyahmu, menjadi peninggalan yang pahalanya tetap mengalir kepadamu di dunia dan ketika kamu sudah di alam kubur.

Anda dapat kirimkan sumbangan urunanmu ke:

BANK SYARIAH INDONESIA 
7086882242
a.n. YAYASAN YUFID NETWORK
Kode BSI: 451 (tidak perlu konfirmasi, karena rekening di atas khusus untuk donasi)

PayPal: [email protected]

Mari kita renungkan Surat Yasin Ayat ke-12 ini:

إِنَّا نَحْنُ نُحْىِ ٱلْمَوْتَىٰ وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا۟ وَءَاثَٰرَهُمْ ۚ وَكُلَّ شَىْءٍ أَحْصَيْنَٰهُ فِىٓ إِمَامٍ مُّبِينٍ

Artinya: 

“Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan KAMI MENULISKAN APA YANG TELAH MEREKA KERJAKAN DAN BEKAS-BEKAS YANG MEREKA TINGGALKAN. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Yasin: 12)

Apa bekas-bekas kebaikan yang akan kita tinggalkan sehingga itu akan dicatat sebagai kebaikan oleh Allah?

 

🔍 Hukum Lelang, Mengapa Islam Membolehkan Poligami, Ceramah Singkat Tentang Sholat Tarawih, Istihadhah Artinya, Makan Membatalkan Wudhu, Arti Al Kahfi

Visited 192 times, 1 visit(s) today

QRIS donasi Yufid