Mari bersama untuk kehidupan kita kelak di akhirat.   BSI: 7086882242
a.n. Yayasan Yufid Network  

Seluruh dana untuk operasional produksi konten dakwah di Yufid: Yufid.TV, YufidEDU, Yufid Kids, website dakwah (KonsultasiSyariah.com, Yufid.com, KisahMuslim.com, Kajian.Net, KhotbahJumat.com, dll).

Yufid menerima zakat mal untuk operasional dakwah Yufid

Sholat

Dalil Jumlah Rakaat Shalat-Shalat Fardhu

Pertanyaan:

Ustadz, ada yang bertanya kepada saya, apa dalilnya shalat subuh 2 rakaat, shalat zuhur 4 rakaat, shalat ashar 4 rakaat, shalat maghrib 3 rakaat dan shalat isya 4 rakaat? Karena katanya di dalam Al-Qur’an tidak ada seperti itu? Mohon pencerahannya.

Jawaban:

Alhamdulillah, ash-shalatu wassalamu ‘ala Rasulillah, wa ‘ala alihi wa man walah, amma ba’du,

Dalil-dalil jumlah rakaat masing-masing shalat fardhu ada dalam hadis dan juga ijma’ ulama.

Ketika Nabi shallallahu’alaihi wa sallam dan para Sahabat masih di Makkah sebelum hijrah, shalat 5 waktu hanya diwajibkan dua rakaat saja untuk semua shalat. Dalam hadis dari Aisyah radhiyallahu’anha, ia berkata:

فُرِضَتِ الصَّلَاةُ رَكْعَتَيْنِ رَكْعَتَيْنِ في الحَضَرِ وَالسَّفَرِ، فَأُقِرَّتْ صَلَاةُ السَّفَرِ، وَزِيدَ في صَلَاةِ الحَضَرِ

“Dahulu shalat (lima waktu) diwajibkan dua rakaat – dua rakaat, baik ketika tidak safar maupun ketika safar. Setelah itu, shalat dua rakaat tetap ada untuk kondisi safar. Dan shalat dalam kondisi tidak safar ditambahkan (menjadi empat rakaat)” (HR. Al-Bukhari no. 685).

Dalam riwayat lain, Aisyah radhiyallahu’anha berkata:

فُرِضَتِ الصَّلَاةُ رَكْعَتَيْنِ، ثُمَّ هَاجَرَ النبيُّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ فَفُرِضَتْ أرْبَعًا، وتُرِكَتْ صَلَاةُ السَّفَرِ علَى الأُولَى

“Dahulu shalat (lima waktu) dua rakaat – dua rakaat. Kemudian ketika Nabi shallallahu’alaihi wa sallam hijrah ke Madinah, barulah diwajibkan shalat 4 rakaat. Namun shalat 4 rakaat ditinggalkan ketika safar seperti dahulu.” (HR. Al-Bukhari no. 3935).

Dalam riwayat Ahmad, Aisyah radhiyallahu’anha berkata:

قد فُرِضَتِ الصلاةُ رَكعَتَينِ رَكعَتَينِ بمكَّةَ، فلمَّا قدِمَ رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ المَدينةَ زادَ مع كلِّ رَكعَتَينِ رَكعَتَينِ إلَّا المَغرِبَ؛ فإنَّها وَتْرُ النَّهارِ، وصَلاةُ الفَجرِ لطولِ قِراءَتِها

“Dahulu ketika di Makkah, (shalat lima waktu) diwajibkan dua rakaat – dua rakaat. Kemudian ketika Nabi shallallahu’alaihi wa sallam hijrah ke Madinah, setiap shalat ditambahkan dua rakaat, kecuali shalat Maghrib. Karena ia adalah shalat ganjil untuk siang. Dan kecuali shalat subuh, karena panjangnya bacaannya.” (HR. Ahmad no. 26042, sanadnya dhaif namun maknanya benar).

Sehingga, jumlah raka’at shalat ketika di Makkah :

  • Subuh 2 rakaat
  • Zuhur 2 rakaat
  • Ashar 2 rakaat
  • Maghrib 2 rakaat
  • Isya 2 rakaat 

Setelah hijrah ke Madinah, semua ditambah dua kecuali Maghrib (hanya ditambah 1) dan subuh: 

  • Subuh 2 rakaat
  • Zuhur 2+2 = 4 rakaat
  • Ashar 2+2 = 4 rakaat
  • Maghrib 2+1 = 3 rakaat
  • Isya 2+2 = 4 rakaat 

Total ada 17 rakaat sebagaimana kita ketahui. Ini berlaku dalam kondisi muqim (tidak safar) dan tidak ada kondisi khauf (seperti perang).

Di sebagian riwayat disebutkan bahwa shalat Maghrib sejak di Makkah sudah 3 rakaat. Terdapat lafaz:

إلا المغرب؛ فإنها كانت ثلاثًا

“… kecuali Maghrib, sejak dahulu tiga raka’at”.

Demikian juga, terdapat hadis-hadis yang menjelaskan jumlah rakaat masing-masing shalat secara khusus. Sebagaimana hadis dari Qays bin ‘Amr Al Anshari radhiyallahu’anhu, ia berkata:

رأى النَّبيُّ صلَّى الله عليْهِ وسلَّمَ رجلاً يصلِّي بعدَ صلاةِ الصُّبحِ رَكعتينِ فقالَ النَّبيُّ صلَّى الله عليْهِ وسلَّمَ أصلاةَ الصُّبحِ مرَّتينِ

“Nabi shallallahu’alaihi wa sallam pernah melihat orang yang shalat dua rakaat setelah shalat subuh. Maka Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bertanya: Apakah engkau shalat subuh dua kali?” (HR. Ibnu Majah no.954, dishahihkan Al-Albani dalam Shahih Ibnu Majah).

Hadis ini menunjukkan bahwa shalat subuh dua rakaat. Kemudian hadis dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, bahwa Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

لا توتِروا بثلاثٍ أوتِروا بخمسٍ أو بسبعٍ ولا تشبَّهوا بصلاةِ المغربِ

“Jangan kerjakan shalat witir tiga rakaat. Namun kerjakanlah 5 rakaat atau 7 rakaat. Jangan serupakan shalat witir dengan shalat maghrib.” (HR. Ibnu Hibban no.2429, Ad-Daruquthni no.1650, dishahihkan oleh Syu’aib Al-Arnauth dalam Takhrij Shahih Ibnu Hibban).

Hadis ini menunjukkan bahwa shalat Maghrib itu tiga rakaat.

Dan ulama telah ijma‘ (sepakat) tidak ada khilafiyah di antara mereka tentang jumlah rakaat shalat wajib. Ibnul Mundzir rahimahullah mengatakan:

أَجْمَعَ أَهْلُ الْعِلْمِ عَلَى أَنَّ صَلَاةَ الظُّهْرِ أَرْبَعُ رَكَعَاتٍ يُخَافَتُ فِيهَا بِالْقِرَاءَةِ … أَنَّ عَدَدَ صَلَاةِ الْعَصْرِ أَرْبَعًا كَصَلَاةِ الظُّهْرِ لَا يُجْهَرُ فِيهَا بِالْقِرَاءَةِ … وَأَنَّ عَدَدَ صَلَاةِ الْمَغْرِبِ ثَلَاثًا يُجْهَرُ فِي الرَّكْعَتَيْنِ الْأُولَتَيْنِ مِنْهَا بِالْقِرَاءَةِ وَيُخَافَتُ فِي الثَّالِثَةِ … وَأَنَّ عَدَدَ صَلَاةِ الْعِشَاءِ أَرْبَعًا، يُجْهَرُ فِي الرَّكْعَتَيْنِ الْأُولَتَيْنِ مِنْهَا بِالْقِرَاءَةِ، وَيُخَافَتُ فِي الْأُخْرَيَيْنِ  … وَأَنَّ عَدَدَ صَلَاةِ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ يُجْهَرُ فِيهِمَا بِالْقِرَاءَةِ 

“Para ulama ijma bahwa shalat zuhur itu 4 rakaat dengan bacaan yang lirih … dan shalat ashar itu 4 rakaat seperti shalat zuhur, tidak dikeraskan bacaannya … dan shalat maghrib itu 3 rakaat dengan bacaan yang dikeraskan pada dua rakaat awal dan bacaan yang lirih pada rakaat ketiga … dan shalat isya itu 4 rakaat dengan bacaan yang dikeraskan pada dua rakaat awal dan bacaan yang lirih pada dua rakaat terakhir … dan shalat subuh itu 2 rakaat dengan bacaan yang dikeraskan.” (Al-Awsath fis Sunan wal Ijma’ wal Ikhtilaf, 2/318).

Wallahu a’lam, semoga Allah ta’ala memberi taufik.

Dijawab oleh Ustadz Yulian Purnama, S.Kom. 

***

URUNAN MEMBUAT VIDEO DAKWAH YUFID.TV

Yufid.TV membuka kesempatan untukmu, berupa amal jariyah menyebarkan ilmu yang bermanfaat. Kami namakan “Gerakan Urunan Membuat Video Yufid.TV”. Anda dapat menyumbang dalam jumlah berapa pun untuk membuat video Yufid.TV, Yufid Kids, dan Yufid EDU. Anda boleh sumbangan Rp 5.000,- atau kurang itu. Semoga ini menjadi tabungan amal jariyahmu, menjadi peninggalan yang pahalanya tetap mengalir kepadamu di dunia dan ketika kamu sudah di alam kubur.

Anda dapat kirimkan sumbangan urunanmu ke:

BANK SYARIAH INDONESIA 
7086882242
a.n. YAYASAN YUFID NETWORK
Kode BSI: 451 (tidak perlu konfirmasi, karena rekening di atas khusus untuk donasi)

PayPal: [email protected]

Mari kita renungkan Surat Yasin Ayat ke-12 ini:

إِنَّا نَحْنُ نُحْىِ ٱلْمَوْتَىٰ وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا۟ وَءَاثَٰرَهُمْ ۚ وَكُلَّ شَىْءٍ أَحْصَيْنَٰهُ فِىٓ إِمَامٍ مُّبِينٍ

Artinya: 

“Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan KAMI MENULISKAN APA YANG TELAH MEREKA KERJAKAN DAN BEKAS-BEKAS YANG MEREKA TINGGALKAN. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Yasin: 12)

Apa bekas-bekas kebaikan yang akan kita tinggalkan sehingga itu akan dicatat sebagai kebaikan oleh Allah?

🔍 Arti Idul Fitri, Hukum Islam Hamil Diluar Nikah, Yang Dilakukan Setelah Melahirkan Menurut Islam, Hubungan Intim Di Kamar Mandi, Ijab Qabul Zakat, Cara Mengusir Makhluk Halus Dari Tubuh Manusia

Visited 245 times, 11 visit(s) today

QRIS donasi Yufid