Mari bersama untuk kehidupan kita kelak di akhirat.   BSI: 7086882242
a.n. Yayasan Yufid Network  

Seluruh dana untuk operasional produksi konten dakwah di Yufid: Yufid.TV, YufidEDU, Yufid Kids, website dakwah (KonsultasiSyariah.com, Yufid.com, KisahMuslim.com, Kajian.Net, KhotbahJumat.com, dll).

Yufid menerima zakat mal untuk operasional dakwah Yufid

Manajemen Qolbu

Apa Definisi Futur?

Pertanyaan:

Ustadz, jika seorang laki-laki dahulu tidak isbal namun sekarang isbal, apakah ini termasuk futur? 

Jawaban:

Alhamdulillaah, ash-shalaatu wassalaamu ‘ala Rasulillaah, wa ‘ala aalihi wa man waalaah, amma ba’du,

Ya benar, itu termasuk futur. Karena walaupun ulama khilaf tentang isbal bukan karena sombong, namun mereka sepakat bahwa tidak isbal itu paling utama. 

Maka orang yang dulu tidak isbal dan sekarang isbal, minimalnya ia berubah dari yang paling utama kepada yang kurang utama, menurut sebagian ulama. Bahkan yang rajih, isbal itu hukumnya haram baik dengan disertai kesombongan atau tidak. 

Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, Nabi shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda:

ما أَسْفَلَ مِنَ الكَعْبَيْنِ مِنَ الإزَارِ فَفِي النَّارِ

“Kain yang panjangnya di bawah mata kaki tempatnya adalah neraka” (HR. Al-Bukhari no.5787)

Dari Abu Dzar Al-Ghifari radhiyallahu’anhu, Nabi shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda:

ثَلاثَةٌ لا يُكَلِّمُهُمُ اللَّهُ يَومَ القِيامَةِ: المَنَّانُ الذي لا يُعْطِي شيئًا إلَّا مَنَّهُ، والْمُنَفِّقُ سِلْعَتَهُ بالحَلِفِ الفاجِرِ، والْمُسْبِلُ إزارَهُ

“Ada tiga jenis manusia yang tidak akan diajak bicara oleh Allah pada hari Kiamat: Orang yang suka mengungkit-ungkit pemberian, tidaklah ia memberikan sesuatu kecuali pasti akan mengungkitnya, orang yang melariskan barang dagangannya dengan sumpah palsu, dan orang yang isbal”. (HR. Muslim, no.106).

Dalam hadis-hadis di atas, isbal dilarang secara mutlak tanpa dikaitkan dengan kesombongan. Sehingga orang yang dahulu tidak isbal namun sekarang menjadi isbal, ia berubah dari yang disyariatkan kepada yang haram. 

Definisi Futur

Istilah “futur” berasal dari kata al-fatroh. Disebutkan dalam kitab Lisanul Arab :

الفَتْرَةُ: الانكسار والضعف

Al-fatroh artinya rusak dan lemah”.

Oleh karena itu, futur didefinisikan oleh para ulama sebagai kelemahan setelah sebelumnya kuat. Dalam kitab Lisanul Arab juga disebutkan:

يَفْتُر ويَفْتِر فُتُوراً وفُتاراً: سكن بعد حدّة ولانَ بعد شدة

yafturu – yaftiru – futuuron atau futaarron artinya: diam setelah aktif, lembek setelah kuat”. 

Disebutkan dalam definisi lain:

الفتور هو الكسل، والتراخي، والتباطؤ بعد الجد

“Futur adalah malas, suka menunda, atau lambat dalam beramal, padahal sebelumnya semangat” (al-Futur Mazhahir Asbaab wa ‘Ilaj, hal. 22).

Intinya, kata kunci dari futur adalah terjadi kelemahan dan kemunduran. Semisal orang yang sebelumnya rajin shalat malam, kemudian tidak rajin lagi, ini juga termasuk futur karena terdapat kemunduran. Yang sebelumnya sering bersedekah lalu menjadi jarang bersedekah, ini juga futur.

Maka demikian juga yang dahulunya tidak isbal, lalu menjadi isbal, ini bentuk futur. Karena terjadi kemunduran. Apalagi, jika dahulu istiqomah belajar tentang sunnah-sunnah Nabi dan berusaha mengamalkannya, namun sekarang sudah tidak demikian lagi, ini juga jelas termasuk futur. 

Ala kulli haal, futur itu manusiawi. Namun ketika futur, upayakan jangan sampai terlalu jauh futurnya sehingga melewati batasan-batasan syariat. Dan terus berusaha bangkit kembali ke mode semangat.

Dari Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu’anhu, Nabi shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda:

لكلِّ عملٍ شِرَّةٌ ولكلِّ شِرَّةٍ فَترةٌ فمَن كانَت فترتُهُ إلى سنَّتي فقد اهتَدى ومَن كانَت فترتُهُ إلى غيرِ ذلكَ فقَد هلَكَ

“Setiap amalan ada masa semangatnya, dan setiap masa semangat ada masa futurnya. Barang siapa yang futurnya di atas sunnahku, maka ia telah mendapatkan petunjuk. Barang siapa yang futurnya bukan di atas sunnahku, maka ia akan binasa” (HR. Ahmad no. 6764, dishahihkan Al-Albani dalam Takhrij Kitabus Sunnah hal.51).

Wallahu a’lam, semoga Allah ta’ala memberi taufik.

Walhamdulillahi rabbil ‘alamin, wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi washahbihi ajma’in.

Dijawab oleh Ustadz Yulian Purnama, S.Kom. 

***

URUNAN MEMBUAT VIDEO DAKWAH YUFID.TV

Yufid.TV membuka kesempatan untukmu, berupa amal jariyah menyebarkan ilmu yang bermanfaat. Kami namakan “Gerakan Urunan Membuat Video Yufid.TV”. Anda dapat menyumbang dalam jumlah berapa pun untuk membuat video Yufid.TV, Yufid Kids, dan Yufid EDU. Anda boleh sumbangan Rp 5.000,- atau kurang itu. Semoga ini menjadi tabungan amal jariyahmu, menjadi peninggalan yang pahalanya tetap mengalir kepadamu di dunia dan ketika kamu sudah di alam kubur.

Anda dapat kirimkan sumbangan urunanmu ke:

BANK SYARIAH INDONESIA 
7086882242
a.n. YAYASAN YUFID NETWORK
Kode BSI: 451 (tidak perlu konfirmasi, karena rekening di atas khusus untuk donasi)

PayPal: [email protected]

Mari kita renungkan Surat Yasin Ayat ke-12 ini:

إِنَّا نَحْنُ نُحْىِ ٱلْمَوْتَىٰ وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا۟ وَءَاثَٰرَهُمْ ۚ وَكُلَّ شَىْءٍ أَحْصَيْنَٰهُ فِىٓ إِمَامٍ مُّبِينٍ

Artinya: 

“Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan KAMI MENULISKAN APA YANG TELAH MEREKA KERJAKAN DAN BEKAS-BEKAS YANG MEREKA TINGGALKAN. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Yasin: 12)

Apa bekas-bekas kebaikan yang akan kita tinggalkan sehingga itu akan dicatat sebagai kebaikan oleh Allah?

🔍 Lailahaillallah, Hukum Baca Alquran Saat Haid, Cara Mudah Menghafal Asmaul Husna, Jual Bli Burung, Apakah Boleh Puasa Syawal Tidak Berurutan, Cara Menjernihkan Pikiran

Visited 186 times, 5 visit(s) today

QRIS donasi Yufid