Pertanyaan:
Ustadz, mohon pencerahannya. Saya ketika umrah mengikuti salat jenazah di masjid Nabawi dan Masjidil Haram, ternyata imam hanya salam satu kali saja ke kanan. Sedangkan selama ini sepengetahuan saya salat jenazah itu dua kali salam.
Jawaban:
Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, ash-salaatu wassalaamu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in, amma ba’du.
Jumhur ulama berpendapat bahwa salam dalam salat jenazah adalah satu kali. Mereka berdalil dengan perbuatan para sahabat. Di antaranya Abdullah bin Abbas radhiyallahu ’anhuma:
سَلَّمَ تسليمةً خفيفةً على الجِنازة
“Beliau (Ibnu Abbas) melakukan salam dengan satu kali salam yang ringan dalam salat jenazah” (HR. Al-Baihaqi dalam Sunanul Kubra no. 6990, dihasankan Al-Albani dalam Ahkamul Janaiz hal.165).
Demikian juga Abdullah bin Umar radhiyallahu ’anhuma,
وكان عبد الله بن عمر إذا صلى على الجنازة يسلم حتى يسمع من يليه
“Abdullah bin Umar jika salat jenazah, beliau bersalam sehingga terdengar oleh orang yang di sebelahnya” (HR. Al-Baihaqi [4/43], disahihkan Al-Albani dalam Ahkamul Janaiz hal. 165).
Ini pendapat mayoritas ulama Salaf. Syaikh Sa’id bin Wahf Al-Qahthani rahimahullah menjelaskan:
أن التسليمة الواحدة ثبتت عن عشرة من أصحاب النبي – صلى الله عليه وسلم – أنهم كانوا يسلمون في صلاة الجنازة تسليمة واحدة خفيفة عن يمينه، وهم: عبد الله بن عمر، وعبد الله بن عباس، وأبو هريرة، وواثلة بن الأسقع، وابن أبي أوفى، وزيد بن ثابت، وعلي بن أبي طالب، وجابر بن عبد الله، وأنس بن مالك، وأبو أمامة بن سهل بن حنيف
“Salam satu kali (dalam salat jenazah) telah sahih dari 10 orang sahabat Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam. Bahwa mereka bersalam dalam salat jenazah hanya satu kali dengan salam yang ringan ke sebelah kanan. Mereka adalah Abdullah bin Umar, Abdullah bin ‘Abbas, Abu Hurairah, Watsilah bin al-Asqa’, Ibnu Abi Aufa, Zaid bin Tsabit, Ali bin Abi Thalib, Jabir bin Abdillah, Anas bin Malik, dan Abu Umamah bin Sahl bin Hunaif” (Ahkamul Janaiz, hal. 275).
Ini juga pendapat mazhab Maliki, Hambali, juga qaul qadim Imam Asy-Syafi’i. Dikuatkan juga oleh Syaikh Abdul Aziz bin Baz dan Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin.
Sebagian ulama berpendapat bahwa salam dalam salat jenazah adalah dua kali sebagaimana salam dalam salat pada umumnya. Mereka berdalil dengan riwayat dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ’anhu, beliau berkata:
ثلاثُ خِلالٍ كان رسولُ اللهِ صلَّى الله عليه وسلَّم يفعلهنَّ، ترَكَهنَّ النَّاسُ؛ إحداهنَّ: التسليمُ على الجِنازة مِثل التَّسليمِ في الصَّلاةِ
“Ada tiga perkara yang dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam namun ditinggalkan oleh orang-orang: pertama, salam dalam salat jenazah seperti dalam salat yang lainnya …” (HR. Al-Baihaqi dalam Sunanul Kubra no.7239, dihasankan Al-Albani dalam Ahkamul Janaiz hal.162).
Ini adalah pendapat mazhab Hanafi dan mazhab Syafi’i, serta dikuatkan oleh Ibnu Hazm.
Pendapat yang rajih, wallahu a’lam, bahwa salam dalam salat jenazah adalah sekali saja. Sedangkan riwayat dari Abdullah bin Mas’ud di atas tidak ada dalil tegas bahwa salam dalam salat jenazah adalah dua kali. Hanya disebutkan “salam seperti dalam salat yang lain”. Dan terdapat riwayat-riwayat bahwa Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam juga pernah salam dengan sekali salam dalam salat. Di antaranya, hadis dari Aisyah radhiallahu ’anha, ia berkata:
ثم يُسلِّمُ تسليمةً، ثم يُصلِّي ركعتينِ وهو جالسٌ، ثم يُسلِّمُ تسليمةً واحدةً: السَّلامُ عليكم، يرفَعُ بها صوتَه حتَّى يوقِظَنا
“… Kemudian beliau salat lagi dua rakaat dalam keadaan duduk, kemudian salam dengan satu salam, mengucapkan: assalamu’alaikum. Beliau mengeraskan suaranya hingga membangunkanku” (HR. An-Nasa’i [3/240], disahihkan Al-Albani dalam Sahih An-Nasa’i).
Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah juga mengatakan:
هذا هو السنة ، تسليمة واحدة ، هذا هو الثابت عن أصحاب النبي صلى الله عليه وسلم تسليمة واحدة عن اليمين
“Inilah yang sesuai sunah, yaitu salam dalam salat jenazah cukup satu kali. Inilah yang sahih dari para sahabat Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam, yaitu salam satu kali” (Fatawa Nurun ‘alad Darbi, 14/19).
Wallahu a’lam, semoga Allah ta’ala memberi taufik.
Walhamdulillahi rabbil ‘aalamiin, wa shallallaahu ‘ala Nabiyyinaa Muhammadin wa ‘ala aalihi washahbihi ajma’in.
Dijawab oleh Ustadz Yulian Purnama, S.Kom.
***
URUNAN MEMBUAT VIDEO DAKWAH YUFID.TV
Yufid.TV membuka kesempatan untukmu, berupa amal jariyah menyebarkan ilmu yang bermanfaat. Kami namakan “Gerakan Urunan Membuat Video Yufid.TV”. Anda dapat menyumbang dalam jumlah berapa pun untuk membuat video Yufid.TV, Yufid Kids, dan Yufid EDU. Anda boleh sumbangan Rp 5.000,- atau kurang itu. Semoga ini menjadi tabungan amal jariyahmu, menjadi peninggalan yang pahalanya tetap mengalir kepadamu di dunia dan ketika kamu sudah di alam kubur.
Anda dapat kirimkan sumbangan urunanmu ke:
BANK SYARIAH INDONESIA
7086882242
a.n. YAYASAN YUFID NETWORK
Kode BSI: 451 (tidak perlu konfirmasi, karena rekening di atas khusus untuk donasi)
PayPal: [email protected]
Mari kita renungkan Surat Yasin Ayat ke-12 ini:
إِنَّا نَحْنُ نُحْىِ ٱلْمَوْتَىٰ وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا۟ وَءَاثَٰرَهُمْ ۚ وَكُلَّ شَىْءٍ أَحْصَيْنَٰهُ فِىٓ إِمَامٍ مُّبِينٍ
Artinya:
“Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan KAMI MENULISKAN APA YANG TELAH MEREKA KERJAKAN DAN BEKAS-BEKAS YANG MEREKA TINGGALKAN. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Yasin: 12)
Apa bekas-bekas kebaikan yang akan kita tinggalkan sehingga itu akan dicatat sebagai kebaikan oleh Allah?
🔍 Tanya Jawab Islam, Cara Rukiyah Diri Sendiri, Ceramah Singkat Tentang Sholat Tarawih, Dzikir Sesudah Sholat Sesuai Sunnah, Tata Cara Sholat Rebo Wekasan, Debat Ustadz Vs Pendeta