Mari bersama menabung pahala amal jariyah untuk kehidupan kita kelak di akhirat.   BSI: 7086882242
a.n. Yayasan Yufid Network  

Seluruh dana untuk operasional produksi konten dakwah di Yufid: Yufid.TV, YufidEDU, Yufid Kids, website dakwah (KonsultasiSyariah.com, Yufid.com, KisahMuslim.com, Kajian.Net, KhotbahJumat.com, dll).

Yufid menerima zakat mal untuk operasional dakwah Yufid

AQIDAH

Pengasuhan yang Keliru dan Efek Kerusakannya terhadap Anak

التربية الخاطئة.. وتدمير الأبناء

تربية الأبناء من أشد ما يقاسيه الإنسان ويعانيه في واقعنا المعاصر.. ذلك أن العملية التربوية عملية معقدة جدا، ومهمة أيضا جدا.. إذ هي بناء للعقول، وتزكية للنفوس، وتهذيب للأخلاق، وإثراء للعلوم والفهوم، جنبا إلى جنب مع بناء الأبدان والأجسام، فهي عملية بناء متكامل بناء عقدي، وبناء علمي، وبناء خلقي، وبناء نفسي، وبناء جسدي.

Pengasuhan anak termasuk perkara yang menjadi beban berat bagi banyak orang pada zaman kita sekarang. Hal ini karena proses pengasuhan merupakan proses yang sangat kompleks dan urgen. Sebab pengasuhan merupakan pembangun akal, pembersih jiwa, pelurus akhlak, dan pembekal ilmu dan wawasan yang berjalan sejajar dengan pembangun jasmani. Ia merupakan proses pembangunan yang menyeluruh, dari sisi akidah, keilmuan, akhlak, mental, dan badan.

والتربية في زمننا علم وفن، وإذا لم نحاول أن نتعلم فنون التربية فربما ندمر أبناءنا من غير قصد من خلال ممارسات نمارسها دون انتباه لخطرها وأثرها على الأولاد ـ ولو كان على المدى البعيد ـ فتتراكم في عقولهم ومخيلتهم، وتترك ندبا في نفوسهم، ثم في نهاية الأمر نفاجأ بأن أبناءنا صاروا مشوهين نفسيا وتربويا وأخلاقيا، ومع مرور الوقت تبدأ هذه المشاكل في الظهور، وتحتاج إلى سرعة التدخل في العلاج وإلا ازداد الأمر سوءا، وكانت العاقبة غير محمودة.

Pengasuhan pada zaman kita ini menjadi disiplin ilmu tersendiri. Apabila kita tidak berusaha mempelajari keterampilan-keterampilan dalam pengasuhan, bisa jadi kita akan merusak anak-anak kita tanpa disadari melalui kebiasaan-kebiasaan yang kita lakukan tanpa mengetahui bahaya dan pengaruhnya terhadap anak-anak, meskipun baru terasa dalam jangka panjang. Pola-pola asuh yang salah itu terus menumpuk dalam akal pikiran mereka dan meninggalkan bekas dalam jiwa mereka, lalu pada akhirnya kita dikejutkan dengan anak-anak kita yang cacat secara mental, pengasuhan, dan akhlak. Seiring berjalannya waktu, masalah-masalah tersebut akan mulai muncul, dan membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat, dan jika tidak, maka masalah ini akan semakin memburuk dan akibatnya tidak diharapkan.

والحقيقة أن هذه العاهات التربوية والتشوهات النفسية ـ وربما الاختلالات الأخلاقية ـ وراءها أسباب وتصرفات كان مبتداها من البيت وسببها من الوالدين أنفسهما.

Pada hakikatnya, cacat-cacat pengasuhan dan gangguan-gangguan mental – mungkin juga kerusakan-kerusakan akhlak – dilatarbelakangi oleh sebab-sebab dan perlakuan-perlakuan yang berawal dari rumah tangga dan orang tua itu sendiri.

كيف تدمر أبناءك!!!

هناك ممارسات بالفعل تؤدي إلى تدمير الأولاد نفسيا، وانحرافهم أخلاقيا، وتؤدي إلى خلل وعلل في العملية التربوية.. فمن هذه الممارسات:

Bagaimana kamu merusak anak-anakmu?!

Ada banyak pola asuh yang memang dapat merusak mental anak-anak, menyebabkan penyimpangan akhlak mereka, dan menimbulkan gangguan dan ketidakseimbangan dalam proses pengasuhan. Di antara pola-pola asuh ini adalah:

ـ كثرة الصراخ ورفع الصوت:

يؤدّي الصراخ الدائم على الأطفال إلى نظرة الطفل السلبية لذاته، وفقدان الثقة بنفسه، وعدم احترام الذات، ويُشعِر الأطفال بأنّ الوالدين ليسا بجانبهم، كما يولّد الصراخ تحديًّا بين الطفل ووالديه، يؤدّي في نهاية المطاف إلى انفصال الطفل عاطفيًّا عن والديه، وبعده الدائم عن محيط وجودهما، مما يساهم في تكسير الروابط العائليّة، والركون إلى الوحدة والعزلة، وربما تطور إلى مشاكل أخرى ككثرة القلق والتوتّر، والاكتئاب.

Pertama: Banyak berteriak dan meninggikan suara

Teriakan yang selalu dilontarkan ke anak-anak dapat menyebabkan mereka memandang rendah diri mereka, kehilangan kepercayaan diri, dan tidak menghargai diri sendiri, serta membuat mereka merasa orang tua mereka tidak berada di pihak mereka. Teriakan juga akan melahirkan permusuhan antara anak dan kedua orang tuanya. Pada akhirnya itu akan memutus koneksi perasaan antara anak dan kedua orang tua, dan menjauhkannya dari lingkup figur mereka berdua secara berkelanjutan. Ini tentu akan berperan dalam merusak hubungan kekeluargaan, kecondongan pada sikap suka menyendiri, dan bisa jadi akan berlanjut menjadi masalah-masalah lain seperti sering merasa cemas, gelisah, dan stres.

ـ الضرب والعنف الجسدي:

وهو من أسوأ أساليب التربية وأكثرها انتشارا للأسف، وهو معاقبة الطفل بدنيا بالضرب كلما خالف أو أخطأ، وعواقب هذا الأسلوب سلبية للغالية، فهي إما أن تخلق طفلا كارها لكل من حوله، وعدوانيا كثير الرغبة في الانتقام.. أو طفلا شديد الانطوائية والانعزال عن الآخرين، قليل الثقة جدا بنفسه شديد الخوف من أي محاولة للعمل خوف الفشل، وربما يصبح شخصا شديد القسوة والصرامة شديد العنف مع أبنائه عند كبره، وفي تعاملاته مع الآخرين.

Kedua: Pukulan dan kekerasan fisik lainnya

Ini merupakan cara pengasuhan yang paling buruk, tetapi sayangnya menjadi cara yang juga paling banyak dipakai, yaitu menghukum anak secara fisik dengan pukulan setiap kali ia melanggar aturan atau berbuat salah. Efek dari cara ini sangat buruk, karena dapat membentuk jiwa anak yang membenci terhadap setiap orang yang di sekelilingnya, agresif, dan pendendam, atau menjadi anak yang minder, suka menyendiri, pesimis terhadap diri sendiri, dan takut mencoba karena takut gagal. Terkadang juga menjadi orang yang sangat keras dan kaku terhadap anak-anaknya kelak di masa depan dan ketika berinteraksi dengan orang lain.

ـ السيطرة والتسلط:

بإلزام الطفل بالنشاطات والمهام التي حددها الآباء فقط، ومنعه عن القيام بالنشاط الذي يرغب فيه دون مبرر، وفي الغالب يرتبط هذا السلوك التربوي بالعقاب النفسي أو البدني، وربما زاد التسلط فيمنع من نوع الدراسة الذي يرغبه ويرغم على ما كان يتمناه الأب أو كان يتمناه وفشل فيه فيريد أن يعوض فشله في أبنائه.

والأطفال الذين تعرضوا لهذا الأسلوب التربوي يغلب عليهم الخوف والخجل، والتبعية والخضوع للآخرين، ويكونون غير قادرين على التفكير والإبداع، ولا حتى إبداء الرأي في المواضيع العامة والمناقشات مع الأصحاب، والنتاج إنسان بلا هوية ولا شخصية.

Ketiga: Otoriter dan terlalu dominan

Yakni dengan memaksa anak mengikuti kegiatan-kegiatan dan tugas-tugas yang hanya ditentukan oleh orang tua saja, dan melarang tanpa alasan aktivitas-aktivitas yang disukai anak. Sering kali, pola asuh seperti ini berkaitan kuat dengan hukuman fisik dan non-fisik. 

Terkadang sikap otoritatif ini sangat besar, hingga melarang suatu pelajaran yang disukai anak dan memaksa anak untuk melakukan apa yang diinginkan orang tua atau yang dulu diinginkan orang tua lalu mereka gagal, sehingga mereka ingin mengganti kegagalan itu melalui anak-anak mereka.

Anak yang memperoleh pola asuh seperti ini sering kali memiliki kecenderungan penakut, minder, mudah terpengaruh dan tunduk kepada orang lain, tidak mampu berpikir dengan bebas dan kreatif, dan bahkan tidak mampu mengungkapkan pendapat di tempat-tempat umum atau dalam diskusi dengan teman-temannya. Sehingga hasilnya adalah manusia yang tidak berkarakter dan krisis identitas.

ـ الشجار الدائم وعدم الاحترام المتبادل بين الزوجين:

مع تبادل الصراخ والشتائم ربما، وأحيانا يتطور إلى نوع من الضرب، وهذا له أثر مدمر على الطفل: فهو يؤدي إلى مشاكل نفسية كالقلق والخوف والاكتئاب وفقدان الثقة بالنفس وربما مشاعر الكره نحو أحد والديه إذا رأى أنه مظلوم وهو يكن له محبة كبيرة.

ومن الناحية الصحية: يعيش في قلق دائم مما يؤثر على دماغ الطفل ويسهم في تأخر نمو قدراته العقلية، وأحيانا حالات من التبول اللاإرادي نتيجة الخوف أو الهواجس التي تنتج عن وجوده بهذه الأجواء المشحونة.

وكذلك يرسخ في عقلية الأطفال أفكارا مغلوطة عن مفهوم الزواج والحياة الأسرية، وهذا سيؤثر على حياتهم العاطفية والاجتماعية في الحال والمستقبل. وهذه المشاكل تؤثر سلبا أيضا على المستوى الدراسي للأطفال، وتؤدي إلى تأخرهم العلمي وتدني مستوى التحصيل، وقد وجد أن أكثر الذين تفلتوا من كراسي الدراسة كانوا يعيشون في أسر غير مستقرة، أو انفصل فيها الأبوان.

Keempat: Pertengkaran dan tidak saling menghormati antara suami dan istri

Terkadang hal ini juga disertai dengan saling lempar teriakan dan celaan, bahkan terkadang menjurus pada kekerasan fisik. Ini tentu memberi efek destruktif terhadap anak, karena dapat menyebabkan masalah-masalah psikologis seperti kecemasan, ketakutan, stres, kehilangan kepercayaan diri, dan terkadang merasa benci kepada salah satu orang tuanya jika ia merasa terzalimi dan memendam rasa cintanya.

Dari sisi kesehatan, anak itu akan hidup dalam kegalauan terus-menerus yang akan berpengaruh pada otaknya dan menyebabkan keterlambatan pertumbuhan akal. Terkadang juga diiringi dengan kasus mengompol akibat ketakutan atau kecemasan yang bersumber dari keberadaannya dalam suasana penuh ketegangan tersebut.

Kondisi ini juga menanamkan pemahaman-pemahaman keliru pada akal anak tentang konsep pernikahan dan kehidupan rumah tangga. Tentu ini akan berpengaruh pada kehidupan mereka secara emosional dan sosial di masa kini dan masa depan. Masalah-masalah ini akan berpengaruh negatif juga pada bidang akademik anak, menyebabkan kesenjangan keilmuan, dan penurunan nilai akademiknya. Dan mayoritas orang yang meninggalkan kursi pendidikan adalah mereka yang hidup di keluarga yang tidak kondusif atau terjadi perceraian di antara orang tua mereka.

ـ النقد الدائم:

وممارسة الألم النفسي بدوام البحث عن الأخطاء، والتركيز على السلبيات دون الإيجابيات، والتقليل من شأنه ومن أفكاره واهتماماته.. وهذا يفقده ثقته بنفسه، وعدم القدرة على القيام بأي تصرف خوفا من توجيه النقد له، وينتج لنا إنسانا مترددا، خائفا، انطوائيا في الغالب قليل التفاعل مع الآخرين.

Kelima: Kritik yang berlebihan

Termasuk juga kebiasaan memberi luka psikologis dengan mencari-cari kesalahan, fokus kepada hal-hal negatif – alih-alih yang positif, meremehkan pribadinya, pemikirannya, dan ketertarikannya. Ini semua dapat membuat anak kehilangan kepercayaan diri, tidak mampu melakukan tugas apa pun karena takut mendapat kritik. Pola asuh ini akan menghasilkan manusia yang plin-plan, minder, dan sering kali rendah hubungan sosialnya dengan orang lain.

ـ المقارنة الدائمة بينه وبين الأطفال الآخرين:

حيث يظن البعض أن هذا من باب التحفيز لبذل الجهد ومحاولة التفوق، ولكنه في الغالب ما يكون محبطا، ويؤدي إلى زعزعة ثقة الطفل بنفسه، لعدم مراعاة القدرات الفردية والملكات والخصائص بين الأطفال بعضهم وبعض.. وربما يؤدي أيضا إلى الحسد والكراهية لهؤلاء الأطفال الذين يقارنونه بهم، وربما العدائية والعدوانية تجاههم.

Keenam: Selalu membandingkan anak dengan anak lain

Sebagian orang menganggap ini sebagai bagian dari motivasi agar anak mau mengerahkan usaha dan berjuang untuk lebih berprestasi. Namun, lebih seringnya justru menjadi penurun semangat dan menggoyahkan kepercayaan diri anak tersebut, karena pola asuh seperti ini tidak mengindahkan karakteristik, keterampilan, dan ciri khas antara satu anak dengan anak lain. Bisa jadi, pola asuh ini juga menimbulkan kedengkian dan kebencian terhadap anak-anak yang menjadi pembanding tersebut, atau bahkan permusuhan dan perselisihan terhadap mereka.

ـ العناية الزائدة والدلال المفرط:

وتلبية جميع الطلبات والرغبات، والقيام عنه بجميع المهام والواجبات.. وعدم المحاسبة على التقصير والأخطاء.

وعواقب هذه التربية إنسان غير مسؤول، ضعيف الشخصية أناني اتكالي إلى الغاية، غير قادر على اقتحام المواقف وتحمل المسؤولية.

Ketujuh: Berlebihan dalam memanja dan memberi perhatian

Juga memenuhi segala permintaan dan keinginan anak, melakukan semua tugas dan kewajiban yang seharusnya dilakukan anak, dan tidak memberi hukuman terhadap kelalaian dan kesalahan anak. 

Hasil dari pengasuhan seperti ini adalah terbentuk manusia yang tidak bertanggung jawab, memiliki karakter yang lemah, egois, dan sangat bergantung kepada orang lain, serta tidak mampu menghadapi momen-momen genting dan mengemban tanggung jawab.

ختاما

إن التربية تحتاج إلى الوعي والاهتمام، والملاحظة الدائمة للأخطاء التربوية وما يصاحبها من آثار على الأطفال، ومعالجة ذلك أولا بأول، وتصحيح المسار التربوي؛ ليخرج أبناؤنا على ما نرغب وما نحب وما ينبغي أن يكونوا عليه، نافعين لأنفسهم ولدينهم وأوطانهم، والاستعانة أولا وآخرا بالله تعالى والدعاء بالتوفيق.

penutup

Pengasuhan membutuhkan kesadaran dan perhatian, pengawasan berkelanjutan terhadap kesalahan-kesalahan pola asuh dan efek-efek negatif yang menyertainya pada anak, menangani itu semua dengan sigap, dan meluruskan pola asuh ke jalan yang benar, agar anak-anak kita tumbuh sesuai dengan apa yang kita inginkan, harapkan, dan mereka menjadi sebagaimana yang seharusnya, bermanfaat bagi diri, agama, dan negara mereka. Dan hanya kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala kita memohon pertolongan dan taufik-Nya.

Sumber:

https://www.islamweb.net/ar/article/244546/التربية-الخاطئة-وتدمير-الأبناء

Sumber artikel PDF

🔍 Berbekam, Mukhrim, Masa Lalu Istri Yang Buruk, Sejarah Raudhah Masjid Nabawi, Menghadapi Suami Cuek Menurut Islam

Visited 1 times, 1 visit(s) today

QRIS donasi Yufid