Mari bersama untuk kehidupan kita kelak di akhirat.   BSI: 7086882242
a.n. Yayasan Yufid Network  

Seluruh dana untuk operasional produksi konten dakwah di Yufid: Yufid.TV, YufidEDU, Yufid Kids, website dakwah (KonsultasiSyariah.com, Yufid.com, KisahMuslim.com, Kajian.Net, KhotbahJumat.com, dll).

Yufid menerima zakat mal untuk operasional dakwah Yufid

FIKIH, Ibadah, Sholat

Duduk Tahiyat Terakhir, Posisinya Bagaimana Ya?

Pertanyaan:

Bagaimanakah posisi duduk tasyahud akhir pada shalat subuh, shalat jumat, dan shalat sunnah? Apakah iftirasy atau tawaruk?

Jawaban:

Biasanya, dalam shalat yang lebih dari dua rekaat ada dua tahiyat. Yang pertama dinamakan tahiyat awal, dan ini dilakukan dengan duduk iftirasy. Yang kedua dinamakan tahiyat akhir, dan ini dilakukan dengan duduk tawaruk. Namun, dalam shalat subuh, shalat jumat, dan shalat sunnah dua rekaat hanya ada satu tahiyat, sehingga timbul masalah, apakah dilakukan dengan iftirasy atau dengan tawaruk.

Para ulama berselisih dalam dua pendapat tentang manakah yang lebih utama dalam duduk tasyahud pada shalat dua rekaat yang hanya memiliki satu tahiyat. Ada yang berpendapat bahwa yang lebih utama adalah duduk tawaruk, ada pula yang menyatakan bahwa yang lebih utama adalah duduk iftirasy.

Pendapat yang rajih (kuat), wallahu a’lam bish shawab, adalah tahiyat tersebut dilakukan dengan iftirasy. Berdasarkan hadits Aisyah radhiallahu ‘anha yang mengisahkan tata cara shalat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَسْتَفْتِحُ الصَّلاَةَ بِالتَّكْبِيرِ وَالْقِرَاءَةَ بِ (الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ) وَكَانَ إِذَا رَكَعَ لَمْ يُشْخِصْ رَأْسَهُ وَلَمْ يُصَوِّبْهُ وَلِكَنْ بَيْنَ ذَلِكَ وَكَانَ إِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوعِ لَمْ يَسْجُدْ حَتَّى يَسْتَوِىَ قَائِمًا وَكَانَ إِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ السَّجْدَةِ لَمْ يَسْجُدْ حَتَّى يَسْتَوِىَ جَالِسًا وَكَانَ يَقُولُ فِى كُلِّ رَكْعَتَيْنِ التَّحِيَّةَ وَكَانَ يَفْرِشُ رِجْلَهُ الْيُسْرَى وَيَنْصِبُ رِجْلَهُ الْيُمْنَى

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memulai shalat dengan takbir dan membaca dengan ‘alhamdulillahi rabbil ‘alamin’. Bila beliau rukuk, beliau tidak menegakkan kepalanya dan tidak pula menundukkannya, namun antara keduanya. Bila beliau mengangkat kepalanya dari rukuk, beliau tidak langsung sujud hingga tegak lurus. Apabila beliau bangun dari sujud, beliau tidak langsung sujud lagi hingga duduk sempurna. Serta tiap dua rekaat, beliau mengucapkan tahiyat dan duduk iftirasy.” (Hr. Muslim)

Dijawab oleh Ustadz Kholid Syamhudi, Lc.

Dipublikasikan oleh: KonsultasiSyariah.com

🔍 Anak Sholeh Dalam Islam, Ketika Istri Selingkuh, Hu Allah, Lebih Penting Ibu Atau Suami Menurut Islam, Mukjizat Nabi Khidir, Suudzon Kepada Allah

Visited 25 times, 1 visit(s) today

QRIS donasi Yufid