Jangan Berduka atas Apa yang Luput darimu
dan Jangan Terlalu Bahagia atas Apa yang Allah Karuniakan kepadamu
لا تأسوا على ما فاتكم ولا تفرحوا بما آتاكم
oleh:
Prof. Dr. Zakariya Muhammad Haibah
أ. د. زكريا محمد هيبة
بعض الناس يظن – خطأً – أن الله إذا أحب عبدًا أجزل له العطاء، وإذا أبغضه حجب عطاءه عنه: ﴿ فَأَمَّا الْإِنْسَانُ إِذَا مَا ابْتَلَاهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ * وَأَمَّا إِذَا مَا ابْتَلَاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ ﴾ [الفجر: 15، 16].
في الحديث الصحيح: ((إن اللهَ يُعطي الدنيا من يحبُّ ومن لا يحبُّ، ولا يعطي الإيمانَ إلا من يحبُّ)).
فلم تعرف الإنسانية رجلًا أُوتي من المال مثلما أُوتي قارون: ﴿ إِنَّ قَارُونَ كَانَ مِنْ قَوْمِ مُوسَى فَبَغَى عَلَيْهِمْ وَآتَيْنَاهُ مِنَ الْكُنُوزِ مَا إِنَّ مَفَاتِحَهُ لَتَنُوءُ بِالْعُصْبَةِ أُولِي الْقُوَّةِ ﴾ [القصص: 76]، ولكي تستحضر صورة الخزائن التي تحتوي على تلك الكنوز، فلك أن تتخيل أن مفاتيح خزائنه كانت تُحمل على ستين بغلًا!
Sebagian orang memiliki sangkaan yang keliru bahwa jika Allah mencintai seorang hamba, maka Dia akan melimpahkan pemberian kepadanya, dan jika Dia membenci seorang hamba, maka Dia akan menghalangi pemberian-Nya darinya.
فَأَمَّا الْإِنْسَانُ إِذَا مَا ابْتَلَاهُ رَبُّهُ فَأَكْرَمَهُ وَنَعَّمَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَكْرَمَنِ * وَأَمَّا إِذَا مَا ابْتَلَاهُ فَقَدَرَ عَلَيْهِ رِزْقَهُ فَيَقُولُ رَبِّي أَهَانَنِ
“Adapun manusia apabila Tuhan mengujinya lalu memuliakannya dan memberinya kenikmatan, ia berkata, ‘Tuhanku telah memuliakanku.’ Sementara itu, apabila Dia mengujinya lalu membatasi rezekinya, ia berkata, ‘Tuhanku telah menghinaku’.” (QS. Al-Fajr: 15-16).
Dalam hadits shahih disebutkan:
إِنَّ اللهَ يُعْطِي الدُّنْيَا مَنْ يُحِبُّ وَمَنْ لَا يُحِبُّ، وَلَا يُعْطِي الْإِيْمَانَ إِلَّا مَنْ يُحِبُّ
“Sesungguhnya Allah memberikan dunia kepada siapa saja yang Dia cintai dan yang tidak Dia cintai, tapi Allah tidak memberikan keimanan kecuali kepada siapa yang Dia cintai.”
Dalam sejarah peradaban manusia, tidak diketahui orang yang diberi harta sebanyak yang diberikan kepada Qarun. “Sesungguhnya Qarun termasuk kaum Musa, tetapi dia berlaku aniaya terhadap mereka. Kami telah menganugerahkan kepadanya perbendaharaan harta yang kunci-kuncinya sungguh terasa berat dipikul oleh sejumlah orang yang kuat-kuat…” (QS. Al-Qashash: 76).
Agar bisa tampak padamu gambaran tentang tempat penyimpanan yang berisi harta-harta itu, maka bayangkan saja kunci-kunci tempat penyimpanannya saja harus dibawa menggunakan 60 keledai!
هذا الرجل المتخم في ثرائه حينما رآه ضِعاف النفوس، والعوام من بني قومه؛ قالوا: ﴿ يَا لَيْتَ لَنَا مِثْلَ مَا أُوتِيَ قَارُونُ إِنَّهُ لَذُو حَظٍّ عَظِيمٍ ﴾ [القصص: 79]
Orang yang kaya raya ini ketika dilihat oleh orang-orang yang berhati lemah dan orang-orang awam dari kaumnya, mereka berkata: “Andaikata kita mempunyai harta kekayaan seperti yang telah diberikan kepada Qarun! Sesungguhnya dia benar-benar mempunyai keberuntungan yang besar.” (QS. Al-Qashash: 79).
وأشهر مُبتلًى في تاريخ البشرية أيوب عليه السلام؛ فقد كان ذا مال عظيم، فامتحنه الله بذهاب ماله وأهله، وبالضر في جسمه، حتى تناثر لحمه وتدوَّد جسمه، حتى أخرجه أهل قريته إلى خارج البلدة، وقال أحدهم: “لو علم الله في أيوب خيرًا ما ابتلاه بهذا البلاء”، فلجأ إلى ربه متضرعًا: ﴿ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ * فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَكَشَفْنَا مَا بِهِ مِنْ ضُرٍّ وَآتَيْنَاهُ أَهْلَهُ وَمِثْلَهُمْ مَعَهُمْ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَذِكْرَى لِلْعَابِدِينَ ﴾ [الأنبياء: 83، 84].
Sedangkan di sisi lain, manusia yang paling masyhur sepanjang sejarah manusia tentang beratnya ujian yang menimpanya adalah Nabi Ayyub ‘alaihissalam. Dulu beliau punya harta yang banyak, lalu Allah mengujinya dengan lenyapnya harta dan keluarganya, dan penyakit di badannya hingga dagingnya berceceran dan badannya mengeluarkan belatung. Bahkan penduduk desanya mengusirnya keluar desa. Salah seorang dari penduduk itu berkata, “Seandainya Allah mengetahui ada suatu kebaikan dalam diri Ayyub, niscaya Dia tidak akan mengujinya dengan ujian seperti ini!” Namun, Nabi Ayyub mengadu kepada Tuhannya dengan penuh ketundukan:
أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ * فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَكَشَفْنَا مَا بِهِ مِنْ ضُرٍّ وَآتَيْنَاهُ أَهْلَهُ وَمِثْلَهُمْ مَعَهُمْ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَذِكْرَى لِلْعَابِدِينَ
“…‘sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang.’ Maka, Kami mengabulkan (doa)-nya, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya, Kami mengembalikan keluarganya kepadanya, dan (Kami melipatgandakan jumlah mereka) sebagai suatu rahmat dari Kami dan pengingat bagi semua yang menyembah (Kami).” (QS. Al-Anbiya: 83-84).
فلا مال قارون العظيم كان علامة رضًا، ولا ابتلاء أيوب الممتد كان دليلَ سخط، محدودو التفكير، وفاقدو الخبرة وحدهم من يتصور ذلك، والناس كلُّ الناس معرَّضون في هذه الحياة أن يُغمروا بالنعم، أو يُبتلوا بالنقم، ولا أحد – سوى الله تعالى – يمكنه الجزم بأن الخير في النعم أو النقم.
Namun, harta Qarun yang melimpah ruah bukanlah tanda keridhaan Allah kepadanya, dan ujian Nabi Ayyub yang silih berganti bukan juga tanda kemurkaan Allah terhadap beliau. Hanya orang-orang yang punya pikiran terbatas dan tidak berpengalaman yang punya anggapan keliru seperti itu. Semua orang dalam hidup ini akan punya kemungkinan untuk mendapat limpahan kenikmatan atau tertimpa berbagai musibah; dan tidak ada seorangpun yang dapat memastikan kebaikan itu ada pada kenikmatan atau musibah.
فإذا كنت تتمنى شراء بيت واسع، وحالَ ضيقُ اليد بينك وبينه، أو حلمت بالزواج بفتاة سبقك إليها شاب جاهز، أو تمنَّيت السفر للخارج ومنعتك الشهادة الصحية، أو تأخرت في الترقي وتجاوَزَكَ زملاؤك الأصغر منك، أو اشتقت لمولود لم يأتِ بعد؛ كل هذا يسير.
Apabila kamu mendambakan dapat membeli rumah yang luas, tapi rendahnya pendapatan menghalangimu dari mimpi itu; atau kamu berharap dapat menikahi seorang gadis, tapi kalah cepat dengan pemuda lain yang telah siap menikah; atau kamu bermimpi dapat berjalan-jalan ke luar negeri, tapi terhalang oleh Surat Keterangan Sehat; atau kamu telat naik jabatan dan didahului oleh teman kerjamu yang lebih muda darimu; atau kamu merindukan buah hati yang tidak kunjung hadir; maka ini semua adalah hal kecil.
وإذا مكَّنك مجموع درجاتك من دخول الكلية التي حلمت بها، أو صرت مشهورًا وملء السمع والبصر، أو مكَّنتك ظروفك من أن تلبي لأولادك جميع ما يشتهون، أو حققت ما كنت تتمناه من بيت ورصيد بنكي؛ كل ذلك قليل؛ فقد يكون من قبيل قول الله تعالى: ﴿ أَيَحْسَبُونَ أَنَّمَا نُمِدُّهُمْ بِهِ مِنْ مَالٍ وَبَنِينَ * نُسَارِعُ لَهُمْ فِي الْخَيْرَاتِ بَلْ لَا يَشْعُرُونَ ﴾ [المؤمنون: 55، 56].
Apabila nilai ijazahmu cukup untuk masuk kuliah yang kamu impikan; atau kamu berhasil menjadi orang terkenal, namamu terdengar di mana-mana dan wajahmu terpampang di mana-mana; atau keadaanmu memudahkanmu untuk memenuhi setiap hal yang diinginkan anak-anakmu; atau kamu dapat meraih segala harapanmu, seperti rumah dan saldo bank; maka ini semua hanyalah hal kecil; atau bahkan bisa jadi termasuk dalam cakupan firman Allah Ta’ala:
أَيَحْسَبُونَ أَنَّمَا نُمِدُّهُمْ بِهِ مِنْ مَالٍ وَبَنِينَ * نُسَارِعُ لَهُمْ فِي الْخَيْرَاتِ بَلْ لَا يَشْعُرُونَ
“Apakah mereka mengira bahwa apa yang Kami berikan kepada mereka berupa harta dan anak-anak, (itu berarti bahwa) Kami bersegera memberikan kebaikan-kebaikan kepada mereka? (Tidaklah demikian), tetapi mereka tidak menyadarinya.” (QS. Al-Mu’minun: 55-56).
يقول الإمام عليٌّ رضي الله عنه: “الزهد كله بين كلمتين من القرآن الكريم؛ قال الله تعالى: ﴿ لِكَيْلَا تَأْسَوْا عَلَى مَا فَاتَكُمْ وَلَا تَفْرَحُوا بِمَا آتَاكُمْ ﴾ [الحديد: 23]، ومن لم يأسَ على الماضي، ولم يفرح بالآتي، فقد أخذ الزهد بطرفيه”.
Imam Ali radhiyallahu ‘anhu berkata, “Zuhud itu seluruhnya terhimpun dalam dua kalimat dalam al-Quran al-Karim. Allah Ta’ala berfirman, ‘(Yang demikian itu Kami tetapkan) agar kamu tidak bersedih terhadap apa yang luput dari kamu dan tidak pula terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu.’ (QS. Al-Hadid: 23). Barang siapa yang tidak berduka atas yang luput dan tidak berbahagia dengan apa yang didapat, maka ia telah menggenggam zuhud pada dua sisinya.”
فلا تندم على ما فات من مكاسب، ولا تفرح كثيرًا بما وُهبت من عرَضٍ زائل، لا تبكِ على شيء فاتَكَ، إلا إذا كان فواته نقصانًا للأجر والمثوبة، ولا تغتبط بشيء حُزتَه، إلا إذا كان يقربك إلى الله.
Maka janganlah kamu menyesal atas harta yang luput darimu, dan janganlah pula terlalu bahagia dengan kenikmatan fana yang dikaruniakan kepadamu! Janganlah kamu menangisi apa yang hilang darimu kecuali jika yang hilang itu adalah sesuatu yang dapat mengurangi pahalamu. Janganlah pula kamu merasa beruntung dengan sesuatu yang telah kamu raih, kecuali jika itu adalah hal yang dapat menjadikanmu lebih dekat kepada Allah!
وافرح بذي رحِم وصلتَ؛ ففي الحديث القدسي، يقول رب العزة سبحانه: ((أنا الله، وأنا الرحمن، خلقت الرَّحِم، وشققت لها من اسمي، فمن وصلها وصلته، ومن قطعها بتَتُّه))
Berbahagialah dengan hubungan silaturahim yang kamu jalin. Dalam hadis qudsi disebutkan bahwa Allah berfirman, “Aku adalah Allah. Aku adalah ar-Rahman (Maha Pengasih). Aku menciptakan rahim, dan memberikan kepadanya bagian dari nama-Ku. Barang siapa yang menyambung silaturahim, maka Aku akan menyambungnya; dan barang siapa yang memutusnya, maka Aku akan mencerai-beraikannya.”
واسعَد بصدقة أخرجتها سرًّا؛ فـ((صدقة السر تُطفئ غضبَ الربِّ)).
استأنس ببرك والديك؛ فـ((رِضَا الرَّبِّ في رِضَا الوالدين، وسخطُه في سَخَطِهِما)).
وانشرح بصحبتك للقرآن الكريم؛ فقد رغَّبنا النبي صلى الله عليه وسلم في قراءته فقال: ((اقْرَؤُوا القُرْآنَ؛ فإنَّه يَأْتي يَومَ القِيامَةِ شَفِيعًا لأَصْحابِهِ)).
Berbahagialah dengan sedekah yang kamu lakukan secara rahasia; karena, “Sedekah secara rahasia dapat memadamkan kemurkaan Tuhan.”
Bersuka-citalah dengan baktimu kepada kedua orang tua; karena, “Keridhaan Tuhan ada pada keridhaan kedua orang tua, dan kemurkaan-Nya ada pada kemurkaan mereka berdua.”
Berpuas hatilah dengan kedekatanmu dengan al-Quran al-Karim; karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mendorong kita untuk banyak membacanya dengan bersabda, “Bacalah al-Quran, karena ia akan datang pada Hari Kiamat sebagai pemberi syafaat bagi para pembacanya.”
وعَضَّ أصابع الندم على شباب ضاع في اللهو والهرج؛ فتخرج من ظلال الرحمن، وقتَ لا ظل إلا ظله؛ ففي الحديث الصحيح: ((سبعةٌ يُظِلُّهم اللهُ في ظلِّه يومَ لا ظلَّ إلَّا ظلُّه… وشابٌّ نشَأ في عبادةِ اللهِ تعالى))
Sebaliknya, berdukalah atas masa muda yang tersia-siakan dalam senda dan gurau, sehingga kamu tidak termasuk golongan yang berada dalam naungan Allah pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. Dalam hadis sahih disebutkan, “Ada tujuh golongan yang Allah naungi dalam naungan-Nya, pada hari yang tidak ada naungan kecuali naungan-Nya… (di antaranya) pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allah Ta’ala.”
وتحسَّر على مال أُنفق على الخيابات؛ فـ((لا تزولُ قَدَمَا عبدٍ يومَ القيامةِ حتَّى يُسألَ عن أربعٍ… وعن مالِهِ: مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ؟ وفيمَ أنفقَهُ)).
ابكِ على تقصيرك في الذهاب للمسجد؛ فـ((لَمْ يَخْطُ خَطْوةً إِلا رُفِعَتْ لَه بهَا دَرَجَةٌ، وَحُطَّتْ عَنْه بهَا خَطِيئَةٌ)).
Merasa rugilah atas harta yang dibelanjakan untuk hal-hal yang tidak berguna; karena, “dua kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada Hari Kiamat hingga ia ditanya tentang empat perkara… (di antaranya) tentang hartanya; dari mana ia mendapatkannya dan untuk apa ia belanjakan?”
Menangislah atas kelalaianmu dalam pergi ke masjid; karena, “Tidaklah seseorang melangkahkan kakinya satu langkah, melainkan ditinggikan baginya satu derajat dan dihapus darinya satu kesalahan.”
تَأَسَّ على هجرك لكتاب الله زمنًا: ﴿ وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا ﴾ [الفرقان: 30].
احزن لفوات سُنن كثيرة أجَّلتها أو أهملتها لمشاغل الأيام.
هذه هي الْمُفْرِحات والْمُحْزِنات، وما دون ذلك، فباطل الأباطيل، وقبض الريح.
يقول أبو سعيد الخراز: “كل ما فاتَكَ من اللهِ سوى اللهِ يسير، وكل حظٍّ لك سوى اللهِ قليل”.
Berduka-citalah atas sikap abaimu terhadap al-Quran yang telah berlangsung lama. Allah Ta’ala berfirman:
وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا
“Rasul (Nabi Muhammad) berkata, ‘Wahai Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan Al-Quran ini (sebagai) sesuatu yang diabaikan.” (QS. Al-Furqan: 30).
Bersedihlah karena telah melewatkan banyak sunnah dengan menunda atau melalaikannya pada saat sibuk.
Demikianlah hal-hal yang hendaknya membuatmu bahagia dan yang membuatmu sedih. Adapun yang selain itu hanyalah kebatilan dan hal yang sia-sia.
Abu Said al-Kharraz berkata, “Segala hal yang luput darimu –selain Allah– adalah hal yang remeh; dan segala hal yang kamu raih –selain Allah– adalah hal yang kecil.
Sumber: https://www.alukah.net/sharia/1001/174839/لا-تأسوا-على-ما-فاتكم-ولا-تفرحوا-بما-آتاكم/
PDF Sumber Artikel.
🔍 Arab Insyaallah, Foto Cincin Batu Akik, Doa Setelah Wudhu Rumaysho, Bacaan Doa Untuk Ibu Yang Sudah Meninggal, Efek Sering Onani