Mari bersama menabung pahala amal jariyah untuk kehidupan kita kelak di akhirat.   BSI: 7086882242
a.n. Yayasan Yufid Network  

Seluruh dana untuk operasional produksi konten dakwah di Yufid: Yufid.TV, YufidEDU, Yufid Kids, website dakwah (KonsultasiSyariah.com, Yufid.com, KisahMuslim.com, Kajian.Net, KhotbahJumat.com, dll).

Yufid menerima zakat mal untuk operasional dakwah Yufid

AQIDAH

Adakah Wali dalam Agama Lain?

Pertanyaan:

Ada yang mengatakan bahwa dalam agama-agama lain pun terdapat wali-wali yang memiliki keajaiban-keajaiban sehingga membuktikan bahwa agama lain pun benar. Karena Tuhan juga mengirimkan wali-wali yang menolong agama tersebut. Bagaimana membantah syubhat ini? 

Jawaban:

Alhamdulillaah, ash-shalaatu wassalaamu ‘ala Rasulillaah, wa ‘ala alihi wa man waalaah, ammaa ba’du,

Benar bahwa dalam agama-agama lain didapati ada istilah santo, bhagawan, atau semisalnya yang diklaim sebagai orang suci dan memiliki keajaiban-keajaiban. 

Apakah mereka wali? Apakah ini bukti bahwa agama lain juga benar karena ada wali di antara mereka? 

Telah jelas bagi kita, definisi wali dalam Al-Qur’an. Allah ta’ala berfirman:

مَا كَانُوا أَوْلِيَاءَهُ إِنْ أَوْلِيَاؤُهُ إِلَّا الْمُتَّقُونَ وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ

“Dan mereka (kaum Musyrikin) bukanlah wali-wali Allah. Wali-wali Allah hanyalah orang-orang yang bertakwa. Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui” (QS. Al-Anfal: 34).

Ath-Thabari rahimahullah menuturkan:

يعني: الذين يتقون الله بأداء فرائضه, واجتناب معاصيه

“Wali Allah adalah yang bertakwa kepada Allah, menjalankan semua kewajiban dari Allah, dan meninggalkan semua larangan Allah” (Tafsir Ath-Thabari).

Allah ta’ala berfirman:

أَلَآ إِنَّ أَوْلِيَآءَ ٱللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَكَانُوا۟ يَتَّقُونَ

“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Yaitu orang-orang yang beriman dan mereka bertakwa” (QS. Yunus: 62-63).

Syaikh Abdurrahman As-Sa’di rahimahullah dalam kitab Taisir Karimirrahman menjelaskan:

وهم الذين آمنوا بالله ورسوله، وأفردوا الله بالتوحيد والعبادة، وأخلصوا له الدين

“Wali Allah adalah mereka yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka mentauhidkan Allah dalam ibadah dan mengikhlaskan amalan hanya kepada Allah” (Taisir Karimirrahman).

Sehingga orang yang melakukan kesyirikan, melakukan penyembahan kepada selain Allah, sama sekali bukanlah wali Allah. 

Dan sekedar melakukan keajaiban-keajaiban, tidak serta-merta disebut wali Allah. Oleh karena itu Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menjelaskan tentang fenomena adanya “orang-orang suci” dan “wali” dalam kepercayaan kaum Musyrikin. 

Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, “Sebagian orang ada yang menganggap bahwa semua yang memiliki keajaiban-keajaiban, dia adalah wali Allah. Ini semua adalah kekeliruan… oleh karena itu Anda dapati mereka menyebutkan bahwa di kalangan kaum musyrikin dan Ahlul Kitab pun terdapat “wali” yang membantu mereka memerangi kaum muslimin. Dan mereka diklaim sebagai wali Allah. Dan di antara mereka juga berdusta bahwa ada orang-orang yang ajaib di tengah mereka. Pendapat yang benar adalah pendapat ketiga, bahwa memang di tengah mereka ada “wali” dari kalangan mereka (kaum musyrikin) yang menolong mereka, namun bukan wali Allah ‘azza wa jalla“. (Dinukil dari Syarah Kasyfusy Syubuhat Syaikh Ibnu AlUtsaimin, hal. 108).

Imam Asy-Syafi’i rahimahullah juga mengatakan:

إذا رأيتم الرجل يمشي على الماء ويطير في الهواء فلا تغتروا به حتى تعرضوا أمره على الكتاب والسنة

“Kalau engkau melihat orang yang bisa berjalan di atas air atau terbang di udara, maka jangan tertipu olehnya sampai ditimbang perkaranya dengan Al-Qur’an dan As-Sunnah” (Adabusy Syafi’i wa Manaqibuhu hal. 184).

Maka bisa jadi di tengah kaum musyrikin dan penganut agama-agama lain memang ada orang-orang yang sakti nan ajaib yang membantu mereka melakukan kesyirikan, menyembah selain Allah atau untuk memerangi kaum muslimin. Namun itu bukanlah wali Allah namun wali setan. Dan ini sama sekali tidak membuktikan kebenaran agama mereka sama sekali.

Wallahu a’lam, semoga Allah ta’ala memberi taufik.

Dijawab oleh Ustadz Yulian Purnama, S.Kom. 

***

URUNAN MEMBUAT VIDEO DAKWAH YUFID.TV

Yufid.TV membuka kesempatan untukmu, berupa amal jariyah menyebarkan ilmu yang bermanfaat. Kami namakan “Gerakan Urunan Membuat Video Yufid.TV”. Anda dapat menyumbang dalam jumlah berapa pun untuk membuat video Yufid.TV, Yufid Kids, dan Yufid EDU. Anda boleh sumbangan Rp 5.000,- atau kurang itu. Semoga ini menjadi tabungan amal jariyahmu, menjadi peninggalan yang pahalanya tetap mengalir kepadamu di dunia dan ketika kamu sudah di alam kubur.

Anda dapat kirimkan sumbangan urunanmu ke:

BANK SYARIAH INDONESIA 
7086882242
a.n. YAYASAN YUFID NETWORK
Kode BSI: 451 (tidak perlu konfirmasi, karena rekening di atas khusus untuk donasi)

PayPal: [email protected]

Mari kita renungkan Surat Yasin Ayat ke-12 ini:

إِنَّا نَحْنُ نُحْىِ ٱلْمَوْتَىٰ وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا۟ وَءَاثَٰرَهُمْ ۚ وَكُلَّ شَىْءٍ أَحْصَيْنَٰهُ فِىٓ إِمَامٍ مُّبِينٍ

Artinya: 

“Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan KAMI MENULISKAN APA YANG TELAH MEREKA KERJAKAN DAN BEKAS-BEKAS YANG MEREKA TINGGALKAN. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Yasin: 12)

Apa bekas-bekas kebaikan yang akan kita tinggalkan sehingga itu akan dicatat sebagai kebaikan oleh Allah?

🔍 Arab Insyaallah, Foto Cincin Batu Akik, Doa Setelah Wudhu Rumaysho, Bacaan Doa Untuk Ibu Yang Sudah Meninggal, Efek Sering Onani

Visited 605 times, 1 visit(s) today

QRIS donasi Yufid