AL-QURAN

Beberapa Pelajaran dari Turunnya Al-Qur’an

Alhamdulillah, ash-shalatu wassalamu ‘ala Rasulillah, wa ‘ala alihi wa man walah, amma ba’du,

Ada beberapa pelajaran berharga yang kita bisa petik dari turunnya Al-Qur’an : 

1. Al-Qur’an diturunkan di bulan Ramadan

Sebagaimana firman Allah subhanahu wa ta’ala:

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ

“Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil)” (QS. Al-Baqarah: 185).

Ayat ini adalah dalil bahwa Al-Qur’an diturunkan di bulan Ramadan. Sebagaimana juga ayat lain:

إِنَّا أَنزلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ

“Sesungguhnya kami turunkan ia (Al-Qur’an) di malam lailatul qadr” (QS. Al-Qadr: 1).

Juga firman Allah ta’ala:

إِنَّا أَنزلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ

“Sesungguhnya kami turunkan ia (Al-Qur’an) di malam yang penuh keberkahan” (QS. Ad-Dukhan: 3)

Imam Ibnu Katsir memaparkan, “Allah ta’ala memuji bulan Ramadan di antara bulan-bulan lainnya. Yaitu dengan memilihnya sebagai bulan diturunkannya Al-Qur’an Al-Azhim” (Tafsir Ibnu Katsir, 1/501)

Bahkan selain Al-Qur’an, Ramadan juga adalah bulan diturunkannya kitab-kitab Allah sebelumnya. Imam Ibnu Katsir membawakan dalil akan hal ini, yaitu sabda Nabi shallallahu’alaihi wa sallam:

أُنْزِلَتْ صُحُف إِبْرَاهِيمَ فِي أَوَّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ وَأَنْزِلَتِ التَّوْرَاةُ لسِتٍّ مَضَين مِنْ رَمَضَانَ، وَالْإِنْجِيلُ لِثَلَاثَ عَشَرَةَ خَلَتْ مِنْ رَمَضَانَ وَأَنْزَلَ اللَّهُ الْقُرْآنَ لِأَرْبَعٍ وَعِشْرِينَ خَلَتْ مِنْ رَمَضَانَ

“Shuhuf Ibrahim diturunkan pada malam pertama bulan Ramadan. Taurat diturunkan pada malam ke 7 bulan Ramadan. Injil diturunkan pada malam ke-14 Ramadan. Sedangkan Al-Qur’an diturunkan pada malam ke-25 bulan Ramadan” (dishahihkan Al-Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah, 1575)

Imam Ath-Thabari membawakan riwayat-riwayat yang menyatakan bahwa maksud dari ‘kami turunkan ia (Al-Qur’an) di malam lailatul qadr‘ adalah: Al-Qur’an diturunkan di malam lailatul qadar dari lauhul mahfudz ke langit dunia. Sebagaimana riwayat dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu’anhu:

أنزل القرآنُ كله جملةً واحدةً في ليلة القدر في رمضان، إلى السماء الدنيا، فكان الله إذا أراد أن يحدث في الأرض شَئًيا أنزله منه، حتى جمعه

“Al-Qur’an diturunkan sekaligus di malam lailatul qadar pada bulan Ramadan, ke langit dunia. Lalu setelah itu jika Allah ingin memfirmankan sesuatu ke dunia, ia (Al-Qur’an) diturunkan dari langit dunia (bagian demi bagian) hingga akhirnya dikumpulkan” (Tafsir Ath-Thabari, no. 2818)

Ibnu Abbas radhiyallahu’anhu juga berkata:

أنزل الله القرآن إلى السماء الدنيا في ليلة القدر، فكان الله إذا أراد أن يُوحِيَ منه شيئًا أوحاه

“Allah menurunkan Al-Qur’an ke langit dunia di malam lailatul qadar. Lalu setelah itu jika Allah ingin memfirmankan sesuatu, Ia mewahyukannya” (Tafsir Ath-Thabari, no. 2816).

Jelaslah bahwa yang dimaksud turunnya Al-Qur’an di bulan Ramadan adalah turunnya Al-Qur’an ke langit dunia secara sekaligus. Namun, sebagian ulama juga mengatakan bahwa turunnya wahyu pertama kepada Nabi Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam juga terjadi di bulan Ramadan. Syaikh Shafiyurrahman Al-Mubarakfuri mengatakan:

وبعد النظر والتأمل في القرائن والدلائل يمكن لنا أن نحدد ذلك اليوم بأنه كان يوم الاثنين لإحدى وعشرين مضت من شهر رمضان ليلا، ويوافق 10 أغسطس سنة 610م

“Setelah menelaah dan memperhatikan indikasi-indikasi serta bukti-bukti, kita bisa mengatakan memperkirakan bahwa turunnya wahyu pertama itu terjadi pada hari Senin tanggal 21 Ramadan di malam hari. Bertepatan dengan tanggal 10 Agustus 610 M” (Ar-Rakhiqul Makhtum, hal. 59).

2. Al-Qur’an itu diturunkan bukan diciptakan

Al-Qur’an adalah firman Allah, ia turun dari Allah, sehingga ia bukan makhluk. Para ulama Ahlussunnah mengatakan,

إن القرآن كلام الله، منزل غير مخلوق، منه بدأ، و إليه يعود

“Al-Qur’an adalah Kalamullah, yang diturunkan dari Allah, bukan diciptakan, Al-Qur’an berasal hanya dari Allah, dan akan kembali kepada-Nya”.

Dalilnya, Allah ta’ala berfirman:

تَنْزِيلُ الْكِتَابِ لَا رَيْبَ فِيهِ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِينَ

“Turunnya Al-Qur’an yang tidak ada keraguan padanya, (adalah) dari Tuhan semesta alam” (QS. As-Sajdah: 2)

Allah ta’ala juga berfirman:

( وَالَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَعْلَمُونَ أَنَّهُ مُنَزَّلٌ مِنْ رَبِّكَ بِالْحَقِّ )

“Orang-orang yang telah Kami datangkan kitab kepada mereka, mereka mengetahui bahwa Al-Qur’an itu diturunkan dari Tuhanmu dengan sebenarnya” (QS. Al-An’am: 114).

Allah ta’ala juga berfirman:

( قُلْ نَزَّلَهُ رُوحُ الْقُدُسِ مِنْ رَبِّكَ بِالْحَقِّ ) النحل/ 102

“Katakanlah: “Ruhul Qudus (Jibril) menurunkan Al-Qur’an itu dari Tuhanmu dengan benar” (QS. An-Nahl: 102).

Oleh karena itu jelaslah bahwa Al-Qur’an adalah firman Allah yang turun dari Allah, bukan makhluk. Dan ini adalah akidah yang disepakati oleh para ulama salaf terdahulu. Ibnu Abi Hatim rahimahullah mengatakan,

سألت أبي وأبا زرعة عن مذاهب أهل السنة في أصول الدين ، وما أدركا عليه العلماء في جميع الأمصار ، وما يعتقدان من ذلك ؟ فقالا : ” أدركنا العلماء في جميع الأمصار : حجازا ، وعراقا ، وشاما ، ويمنا ، فكان من مذهبهم : الإيمان قول وعمل يزيد وينقص ، والقرآن كلام الله غير مخلوق بجميع جهاته ”

“Aku bertanya kepada Bapakku dan Abu Zur’ah tentang mazhab Ahlussunnah dalam dasar-dasar Agama Islam dan apa yang mereka berdua ketahui tentang keyakinan para Ulama dari berbagai negeri serta apa yang mereka berdua yakini. Mereka berdua berkata, ’Kami dapatkan para ulama dari berbagai negeri, baik Hijaz, Irak, Syam, Yaman, maka di antara mazhab mereka iman itu ucapan dan perbuatan, bertambah dan berkurang, serta Al-Qur’an adalah kalamullah, bukan makhluk, ditinjau dari segala sisinya’” (Syarah Ushul I’tiqad Ahlissunnah wal Jama’ah lil Laalika’i, 1/198).

Sementara sekte Jahmiyah dan Mu’tazilah meyakini bahwa Al-Qur’an adalah makhluk Allah. Mereka tidak meyakini bahwa ayat-ayat Al-Qur’an adalah firman Allah. Adapun Asya’irah meyakini bahwa Al-Qur’an adalah kalamullah, namun yang merupakan kalamullah adalah kalam nafsi yang abstrak tanpa huruf dan suara. Sehingga yang dari Allah adalah konten dan ide dari Al-Qur’an, adapun teks dan hurufnya bukan firman Allah.

3. Turunnya Al-Qur’an menunjukkan bahwa Allah ada di langit 

Turunnya Al-Qur’an dari Allah ta’ala adalah salah satu dalil bahwa Allah ta’ala Maha Tinggi di atas seluruh hambanya. Dan dalil-dalil yang menunjukkan bahwasanya Allah ta’ala itu Maha Tinggi itu sangatlah banyak, baik dari Al-Qur’an, Al Hadis dan ijma salaf.

Bahkan Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan:

إن الآيات والأخبار الدالة على علو الرب على خلقه ,واستوائه على عرشه تقارب الألوف

“Ayat-ayat dan hadis-hadis yang menunjukkan bahwa Allah Maha Tinggi di atas makhluk-Nya, dan bahwa Allah ber-istiwa di atas Arsy, itu semua mencapai ribuan” (Mukhtashar Ash-Shawaiqul Mursalah, 1/386).

4. Turunnya Al-Qur’an adalah nikmat 

Turunnya Al-Qur’an adalah nikmat terbesar yang Allah berikan kepada para hamba. Allah ta’ala berfirman : 

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا

“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu” (QS. Al-Maidah: 3).

Al-Qurthubi dalam Tafsir-nya menjelaskan makna “telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku” :

أي : بإكمال الشرائع والأحكام وإظهار دين الإسلام كما وعدتكم

“Maksudnya: dengan disempurnakannya syariat dan hukum Islam dan dimenangkannya Islam sebagaimana dijanjikan kepada kalian” (Tafsir Al-Qurthubi, 6/62). 

Allah ta’ala berfirman:

وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ

“Kami turunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu sebagai petunjuk, rahmat, dan kabar gembira bagi orang-orang muslim” (QS. An-Nahl: 89).

Allah ta’ala berfirman:

يَمُنُّونَ عَلَيْكَ أَنْ أَسْلَمُوا قُل لَّا تَمُنُّوا عَلَيَّ إِسْلَامَكُم بَلِ اللَّهُ يَمُنُّ عَلَيْكُمْ أَنْ هَدَاكُمْ لِلْإِيمَانِ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ

“Mereka merasa telah memberimu (rasulullah) kenikmatan dengan keislaman mereka.

Katakanlah: “Janganlah kalian merasa telah memberi nikmat kepadaku dengan keislaman kalian, Akan tetapi, Allah lah yang sejatinya melimpahkan nikmat kepada kalian berupa hidayah keimanan, jika kalian adalah orang-orang yang benar” (QS. Al-Hujurat: 17).

Maka turunnya Al-Qur’an adalah nikmat yang besar untuk hamba. Karena dengan turunnya Al-Qur’an kita mengenal mana yang baik dan mana yang buruk, mengenal kebenaran dan kebatilan, mengetahui cara beribadah kepada Allah dan cara menjalani kehidupan ini dengan benar.

5. Hendaknya menjadikan Al-Qur’an sebagai solusi 

Allah ta’ala turunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia. Maka sudah semestinya kita kembalikan semua permasalahan perselisihan kepada petunjuk Al-Qur’an. Allah ta’ala berfirman:

وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِّكُلِّ شَيْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَىٰ لِلْمُسْلِمِينَ

“Dan Kami turunkan Kitab (Al-Qur’an) kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu, sebagai petunjuk, serta rahmat dan kabar gembira bagi orang yang berserah diri (Muslim)” (QS. An-Nahl: 89).

Allah ta’ala juga berfirman:

يا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ وَأُولِي الْأَمْرِ مِنْكُمْ فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا

“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur’an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya” (QS. An-Nisa: 59).

Tidak layak seorang Mukmin atau Mukminah menjadikan hukum yang lain sebagai patokan kebenaran dan petunjuk, padahal Al-Qur’an adalah petunjuk yang paling benar dan paling baik. Allah ta’ala berfirman:

وَمَا كَانَ لِمُؤْمِنٍ وَلا مُؤْمِنَةٍ إِذَا قَضَى اللهُ وَرَسُولُهُ أَمْرًا أَنْ يَكُونَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ مِنْ أَمْرِهِمْ

“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka” (QS. Al-Ahzab: 36).

Ini beberapa pelajaran yang bisa kita ambil dari turunnya Al-Qur’an. Semoga bermanfaat.

Walhamdulillahi rabbil ‘alamin, wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi washahbihi ajma’in.

Ditulis oleh Ustadz Yulian Purnama, S.Kom. 

***

URUNAN MEMBUAT VIDEO DAKWAH YUFID.TV

Yufid.TV membuka kesempatan untukmu, berupa amal jariyah menyebarkan ilmu yang bermanfaat. Kami namakan “Gerakan Urunan Membuat Video Yufid.TV”. Anda dapat menyumbang dalam jumlah berapa pun untuk membuat video Yufid.TV, Yufid Kids, dan Yufid EDU. Anda boleh sumbangan Rp 5.000,- atau kurang itu. Semoga ini menjadi tabungan amal jariyahmu, menjadi peninggalan yang pahalanya tetap mengalir kepadamu di dunia dan ketika kamu sudah di alam kubur.

Anda dapat kirimkan sumbangan urunanmu ke:

BANK SYARIAH INDONESIA 
7086882242
a.n. YAYASAN YUFID NETWORK
Kode BSI: 451 (tidak perlu konfirmasi, karena rekening di atas khusus untuk donasi)

PayPal: [email protected]

Mari kita renungkan Surat Yasin Ayat ke-12 ini:

إِنَّا نَحْنُ نُحْىِ ٱلْمَوْتَىٰ وَنَكْتُبُ مَا قَدَّمُوا۟ وَءَاثَٰرَهُمْ ۚ وَكُلَّ شَىْءٍ أَحْصَيْنَٰهُ فِىٓ إِمَامٍ مُّبِينٍ

Artinya: 

“Sesungguhnya Kami menghidupkan orang-orang mati dan KAMI MENULISKAN APA YANG TELAH MEREKA KERJAKAN DAN BEKAS-BEKAS YANG MEREKA TINGGALKAN. Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab Induk yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Yasin: 12)

Apa bekas-bekas kebaikan yang akan kita tinggalkan sehingga itu akan dicatat sebagai kebaikan oleh Allah?

🔍 Ldii Sesat, Buletin Jum'at, Telekinesis Menurut Al Quran, Bacaan Dzikir Setelah Sholat Dhuha, Doa Ketika Gempa, Cara Mengobati Lemah Syahwat Menurut Islam

QRIS donasi Yufid