FIKIH, Pernikahan, PERTANYAAN PEMBACA, Problematika Rumah Tangga

Kalimat Cerai Bohong-bohongan

cerai-bohongan

Pertanyaan:

Saya ingin bertanya satu perkara kepada pihak Tuan. Suami saya ada ingin membeli barang secara hutang di Court Mamoth. Untuk pengetahuan pihak Tuan, masalahnya, sebelum ini, saya ada membeli barang juga di Court Mamoth. So, maklumat peribadi saya ada di dalam sistem. Maklumat itu ada tersimpan yang saya telah berkahwin dengan suami saya. So, apabila satu hari suami saya ingin membeli barang di Courth Mamoth juga, secara automatik, maklumat data suami saya juga tersimpan, dan taraf perkahwinan kami ialah berkahwin. So, suami tidak dapat membeli barang.

Kemungkin, permohonan untuk beli barang ditolak oleh pihak Court Mamoth. So, suami saya telah memberitahu pekerja Court Mamoth itu: yang suami saya telah bercerai dengan saya. Tanpa niat, cuma bertujuan untuk menipu pihak Court Mamoth supaya permohonan beli barang diluluskan. Tapi, semasa itu, saya ada bersama dengan suami serta pekerja Court Mamoth itu.

Soalan saya: adakah jatuh talak terhadap saya? Kerana suami saya cuma niat untuk berbohong kepada pekerja itu. Semasa suami cakap pada pekerja Court Mamoth itu, saya sedang pregnan 3 bulan. Harap pihak Tuan dapat membantu. Terima kasih.

NN (**tures@***.com)

(Makna pertanyaan tersebut dalam bahasa Indonesia, red.):

Saya ingin bertanya tentang sebuah pertanyaan kepada Anda. Suami saya ingin membeli barang secara utangan di Court Mamoth. Perlu diketahui, yang menjadi masalah adalah: saya juga sudah membeli barang di Court Mamoth. Jadi, data pribadi saya ada di dalam sistem data mereka. Dalam data itu tersimpan bahwa saya telah menikah dengan suami saya. Dengan demikian, apabila satu hari nanti suami saya juga ingin membeli barang di Court Mamoth, secara otomatis, data suami saya juga tersimpan, dan status kami adalah “sudah menikah”. Karenanya, suami saya tidak dapat membeli barang.

Kemungkinan, permohonan untuk membeli barang ditolak oleh pihak Court Mamoth. Jadi, suami saya memberi tahu pekerja Court Mamoth bahwa suami saya telah menceraikan saya. Perkataannya itu tanpa niat menceraikan saya; hanya bertujuan untuk mengelabui pihak Court Mamoth supaya permohonan membeli barang dikabulkan. Akan tetapi, waktu itu, ada saya, suami saya, dan pekerja Court Mamoth.

Pertanyaan saya: Apakah talak telah jatuh terhadap saya? Karena suami saya hanya berniat berbohong kepada pekerja itu. Ketika suami saya mengucapkan perkataan tersebut kepada pekerja Court Mamoth itu (bahwa kami sudah bercerai), saya sedang hamil tiga bulan. Harap Anda dapat membantu. Terima kasih.

Jawaban:

Semoga maklumat kami bisa dipahami oleh pihak Puan.

Jika menggunakan kata “cerai” maka perceraian ini sah, meski tidak ada niat. Perlu diketahui, bahwa “cerai” ada dua macam:

  1. Menggunakan kata yang tegas (thalaq sharih), seperti “cerai” atau “talak”. Talak ini, hukumnya sah, meskipun suami tidak berniat menceraikan istrinya.
  2. Menggunakan kata kiasan, seperti: “Pulanglah ke orang tuamu,” atau yang semisalnya. Talak dengan kalimat semacam ini baru dihukumi sah jika suami berniat mentalak istrinya.

Allahu a’lam.

Dijawab oleh Ustadz Aris Munandar, S.S., M.A. (Dewan Pembina Konsultasi Syariah).
Artikel www.KonsultasiSyariah.com

🔍 Bacaan Sayyidina Dalam Tahiyat Akhir, Mengatasi Rasa Kecewa Dalam Islam, Pandangan Islam Tentang Oral Sexs, Khutbah Gerhana Bulan Pdf, Lafadz Sholat Tahajud, Hakikat Al Fatihah Dalam Tubuh

QRIS donasi Yufid

Leave a Reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.